KedaiPena.Com – Baru-baru ini publik dihebohkan dengan pernyataan saling serang antara Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais dan Menteri Koordinator Kemaritiman RI Luhut Binsar Panjaitan. Pernyataan itu pun menjadi konflik lantaran Luhut mengancam akan membongkar dosa-dosa Amien.
Konflik Luhut dan Amien sendiri sedianya bermula saat bekas Ketua MPR RI tersebut melontarkan kritikan atas kinerja Presiden Jokowi yang gemar membagi-bagikan sertifikat kepada masyarakat. Amien menilai hal tersebut sebagai pengibulan semata.
Tidak terima disebut pengibulan, Luhut pun membalas komentar Amien dengan nada berapi-api dan mengancam akan melaporkan dosa-dosa Amien semasa ia menjabat.
Pengamat politik Universitas Pelita Harapan Emerus Sihombing menilai apa yang disampaikan oleh Luhut sangat tidak tepat dan tidak dewasa. Menurut Emrus daripada mengkritik dan menyindir, alangkah baiknya Luhut menyarankan agar Amien dapat membeberkan data soal kritiknya tersebut.
“Kalau seseorang memberi kritik tidak disertai data, bukti dan argumentasi yang memadai, seharusnya Luhut meminta orang tersebut mengemukakan ke ruang publik data, bukti dan argumentasi sebagai landasan kritik dari yang memberikan kritik. Sehingga terjadi debat publik yang menarik dan produktif sebagai perwujudan nilai demokrasi,” ujar Emrus di Jakarta, Rabu (21/3/2018).
Dengan debat terbuka semacam ini, lanjut Emrus, publik malah menilai siapa yang sesungguhnya yang asal kritik, dan siapa yang asal merespon atau asal bunyi (asbun). Terlebih lagi, Luhut mengancam akan membongkar dosa-dosa orang yang asal-asalan mengkritik pemerintah.
“Pertanyaan akal sehat masyarakat muncul, kenapa setelah ada kritik asal-asalan, lalu kesalahan orang lain baru dibongkar. Padahal seharusnya, ada atau tidak adanya kritik dalam bentuk apapun, kesalahan harus diproses sesuai dengan hukum yang berlaku untuk membangun tatanan sosial yang lebih beradab di republik ini,” tandas Emrus.
Laporan: Muhammad Hafidh