KedaiPena.Com – Wakil Rektor 5 Universitas Sumatera Utara (USU) Luhut Sihombing membenarkan adanya penganiayaan terhadap mahasiswa USU Imanuel Silaban oleh satpam kampus. Menurutnya terjadi perkelahian, tapi bukan penculikan.
“Awalnya, terjadi perkelahian. Setelah, mahasiswa terjatuh, kemudian berantem dengan saptam kampus, sehingga kondisi mahasiswa luka-luka. Kemudian dilarikan ke rumah sakit, bukan penculikan sebagai mana informasi yang beredar. Sebelum ditangkap Satpam mengejar mahasiswa,” ujar Luhut di Medan ditulis Minggu (22/10).
Masih kata Luhut, bentrokan antara mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya dengan petugas keamanan bermula saat rektorat mengutus Satpam untuk menjaga gedung bagian belakang FIB yang tengah direnovasi. Kata dia, renovasi dilakukan karena gedung itu sangat jorok dan kurang terawat.
Namun, mahasiswa merasa terganggu karena selama ini gedung tersebut digunakan mahasiswa sebagai tempat berkumpul. Mereka sering tidur di dalam gedung dan melakukan aktivitas hingga larut malam.
Renovasi gedung, sambungnya, sangat penting lantaran kebutuhan sarana dan prasarana sudah mendesak. Apalagi jumlah mahasiswa di FIB terus bertambah, tapi saat pengerjaan renovasi gedung ada pihak tertentu yang mengganggu.
“Misalnya, siang tukang bekerja memperbaiki gedung namun orang tertentu menghancurkan pada malam hari. Jadi, proses pengerjaannya terganggu. Tentu orang-orang enggak senang, enggak tahu alasan tidak suka. Agar renovasi terlaksana kami tempatkan Satpam untuk berjaga-jaga,” kata Luhut lagi.
Setiap malam petugas keamanan berjaga-jaga di gedung yang sedang direnovasi itu. Namun, pada Selasa (17/10) terjadi gesekan antara Satpam dengan mahasiswa. Dua petugas keamanan terluka sehingga mendapatkan perawatan di Rumah Sakit USU.
Semua satpam yang terluka sudah membuat laporan pengaduan ke Polsek Medan Baru. Bahkan, sudah dilakukan visum namun petugas yang lain tetap melakukan penjagaan. Kemudian, pada Kamis (19/10) para Satpam membalas dendam.
“Satpam membalas dendam, jadi bukan culik-menculik. Gedung di belakang yang sering mereka tidur-tiduran. Sudah tahunya Bapak seperti apa gedungnya itu, sama-sama kita tahu bagaimana di sana. Kami koordinasi dengan polisi dan BNN supaya menindaklanjuti berbagai laporan di sana (FIB)” ujarnya.
Rektorat USU sudah melarang Saptam bertindak anarkis sehingga disarankan sabar menunggu proses hukum. Tapi, pada Kamis (19/10) malam itu, Satpam melihat pelaku pemukulan Satpam berada di kampus.
Informasi yang diperoleh, emosi Satpam tersulut karena mahasiswa mengejek sehingga chaos. Mahasiswa yang terluka, yakni Nuel, dibawa ke Rumah Sakit Brimob kemudian dirujuk ke RS Columbia Asia. Namun, para mahasiswa menuduh adanya penculikan sehingga berdemo di Mako Satpam USU.
Mahasiswa yang berdemonstrasi membakar ban bekas serta menduduki gedung Mako Satpam USU. Oleh sebab itu, USU meminta bantuan dari petugas keamanan supaya meredam aksi mahasiswa tersebut.
“Saya berdialog sama mahasiswa. Kejadian itu, enggak diinginkan bersama, dan saya berjanji memberikan yang terbaik kepada mahasiswa terbuka, sehingga dirujuk ke Rumah Sakit Columbia Asia. Saya takut juga terjadi masalah di kesehatan mahasiswa itu,” katanya.
USU akan terus melatih Satpam supaya perilakunya bisa lebih bagus dalam menghadapi mahasiswa. Bahkan, ia membantah adanya informasi USU memelihara organisasi kepemudaan (OKP).
“Enggak benar memelihara OKP di kampus, coba runut dulu yang buat masalah fakultas mana? Hanya dari kalangan kelompok tertentu saja. Fakultas Pertanian saja enggak sampai ada masalah begini. Apalagi, Fakultas Kedokteran tidak ada masalah. Ada reaksi dan aksi,” ungkapnya.
Laporan: Damai Mendrofa