KedaiPena.Com – Masih dalam rangkaian Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) Tahun 2017, usai memimpin puncak Peringatan HKAN di Taman Nasional Baluran, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution membuka Festival Taman Nasional (TN) dan Taman Wisata Alam (TWA) Indonesia Tahun 2017 yang diselenggarakan untuk pertama kalinya.
Indonesia memiliki 54 TN dan 123 TWA dengan luas mencapai 16 juta ha. Selain TN dan TWA, potensi wisata alam pada kawasan konservasi di Indonesia juga berada Taman Hutan Raya 28 unit, Taman Buru 11 unit, Cagar Alam 219 unit, Suaka Margasatwa 72 unit, serta Kawasan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian Alam sebanyak 56 unit. Total luas kawasan konservasi sekitar 27 juta hektar.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kementerian LHK, Wiratno, selaku ketua panitia, menginformasikan bahwa pameran dilaksanakan dari 10 – 13 Agustus di Taman Blambangan, Banyuwangi.
Festival perdana ini diikuti 50 booth berasal dari Taman Nasional, Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Asean Heritage dan Pemda Banyuwangi dengan menampilkan keunggulan dan potensi wisata tiap-tiap unit.
“Festival Taman Nasional dan Taman Wisata Alam bertujuan untuk promosi dan pemasaran TN dan TWA yang ada di Indonesia kepada masyarakat dan pekaku jasa lingkungan. Diharapkan TN dan TWA dapat lebih dikenal publik, baik dari masyarakat maupun pelaku usaha,” tutur Wiratno.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, menyambut baik pelaksanaan festival yang memilih lokasi di Banyuwangi.
“Fokus kami ecotourism, dan 4,3 juta orang hadir ke Banyuwangi setiap tahunnya untuk berwisataâ€, ungkap Abdullah.
Pemerintah Indonesia telah menetapkan target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara dan 275 juta wisatawan nusantara sampai tahun 2019.
Dari sektor pariwisata ditargetkan devisa negara US$ 20 miliar atau memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 15% serta menyerap 13 juta tenaga kerja.
Darmin Nasution melihat potensi wisata yang sangat besar dari sektor ekowisata di kawasan konservasi. Darmin menyatakan bahwa Indonesia punya banyak kawasan pariwisata, hampir semuanya mengandalkan pemandangan secara konvensional.
“Namun kita belum mengembangkan adanya daya tarik lain untuk pariwisata yaitu Taman Nasional dan Taman Wisata Alamâ€, ungkapnya.
Sementara itu, dalam kesempatan terpisah, Menteri LHK menekankan bahwa, pembangunan bidang konservasi ke depan adalah pengembangan jasa lingkungan, khususnya wisata alam.
“Selain untuk meningkatkan edukasi dan peningkatan kesadaran menjaga hutan dan lingkunngan hidup, diharapkan wisata dapat menjadi sumber pendapatan negara bukan pajak, serta yang utama adalah dapat mendongkrak pengembangan ekonomi setempat baik untuk masyarakat, maupun pemerintah daerahâ€, tutur Siti Nurbaya.
Laporan: Galuh Ruspitawati