KedaiPena.Com – Ahli vulkanologi, Surono meminta kepada masyarakat untuk tidak menyalahartikan penyebab terjadinya tsunami di Selat Sunda pada Sabtu malam (22/12/2018) yang lalu.
Pria yang akrab disapa Mbah Rono ini menegaskan bahwa tsunami Selat Sunda yang memakan korban sebanyak 431 orang meninggal dunia, 7.200 orang luka-luka dan 15 orang hilang tidak ada kaitannya dengan erupsi letusan Gunung Anak Krakatau.
“Jangan ada diskusi lagi, jangan beri judul tsunami di Selat Sunda disebabkan oleh letusan Gunung Anak Krakatau,” ujar Mbah Rono di Jakarta, ditulis Sabtu (5/1/2018).
Mantan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) ini menyatakan bahwa penyebab terjadinya tsunami di Selat Sunda karena longsoran Gunung Anak Krakatau. Dimana hal tersebut telah diteliti dan di-‘publish’ sejak tahun 2012 yang lalu.
“Ini bukan letusan tapi longsoran Gunung Anak Krakatau. Tsunami di Selat Sunda sudah diteliti, tsunami di Selat Sunda karena longsoran,” ungkapnya.
Menurutnya apabila Gunung Anak Krakatau bisa berbicara, maka gunung yang berada di antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera ini akan mengiyakan apa yang disampaikannya tersebut.
“Anak Krakatau akan bilang ‘dari dulu orang bilang melihat saya potensi tsunami adalah longsoran tubuh saya, bukan letusan saya’. Pasti anak Krakatau dengan jujur mengatakan itu,” pungkasnya.
Laporan: Muhammad Hafidh