KedaiPena.Com – Bertempat di aula audio visual lantai I SMAN 15 Jakarta (Libels), Jaringan Anak Nasional (JARANAN ) menggelar ‘Kampanye Membaca untuk Jakarta yang Lebih Baik’, pada Kamis (12/9/2019).
Dengan mengambil tema “Menjadi Generasi Z yang Berkarakter Positif dan Sukses di Masa Depan Melalui Gerakan Literasi Progresif”, siswa-siswi kelas 10-12 berinteraksi aktif pada kegiatan yang merupakan kerjasama JARANAN dan Sudin Pusip Jakarta Utara itu.
Di hadapan siswa-siswi SMAN 15 Jakarta, Direktur Eksekutif JARANAN Nanang Djamaludin merujuk Deklarasi Praha 2003 tentang ‘Information Literacy’. Ia mengajak para pelajar Generasi Z untuk senantiasa bersama-sama mempraktikkan keterampilan literasi dasar secara utuh dalam keseharian, baik itu di dalam keluarga, di sekolah, maupun di tengah masyarakat.
Seraya terus berproses ke arah pemahaman dan praktik baik yang sesuai ‘passion’ masing-nasing atas kegiatan-kegiatan literasi yang masuk dalam cakupan ‘Information Literacy’.
“Berliterasilah sesuai dengan ‘passion’ masing-masing yang menurut kalian amat ‘gue banget’. Namun perlu diingat bahwa passion kalian itu harus diasah dan disempurnakan aktualisasinya setiap saat dengan sokongan pemahaman dan tempaan praktik baik berbasis pada khazanah literasi terbaik yang sesuai ‘passion’ kalian itu,” pesannya kepada para siswa-siswi SMAN 15 Jakarta
Lebih jauh ia menyebut, apapun passion aksi keliterasian yang menjadi pilihan Generasi Z saat ini tidaklah menjadi masalah sejauh itu bernilai positif dan progresif. Tidak berhenti sekedar pada orientasi untuk diri sendiri, melainkan juga didedikasikan menebar inspirasi ke sebanyak-banyaknya orang. Dan bagi proses kemajuan masyarakat dan kemaslahatan bersama.
“Untuk itu aktivitas literasi yang berdasarkan ‘passion’ masing-masing itu haruslah merupakan literasi yang bersifat progresif. Dan literasi progresif itu akan semakin berdaya guna di tengah masyarakat Indonesia secara luas jika ia neruoakan sebuah gerakan, yakni Gerakan Literasi Progresif,” jelasnya.
Literasi progresif, dalam pandangannya, merupakan kemampuan dan keterampilan mengolah informasi dan pengetahuan berwatak progresif, yang didapat melalui pelbagai akses inderawi maupun pembacaan yang bersifat kritis dan mendalam atas teks-teks bergizi, yang dari situ digunakan untuk menghasilkan pikiran maupun tindakan yang lebih berkualitas.
Pikiran dan tindakan berkualitas itu dalam rangka aksi menyolusi problem kehidupan sosial yang pelik dengan sebaik-baiknya. Atau untuk menghasilkan produk-produk kebudayaan baru yang mampu meningkatkan kualitas kehidupan sebanyak-banyaknya orang.
Menurut Nanang, hal pertama yang bisa ditempuh SMAN 15 Jakarta untuk memulai geliat aktivitas literasi progresif, salah satunya, mengimplementasikan perwujudan sekolah ramah buku. Dimana di setiap kelas, selasar, setiap lantai gedung, dan kantin harus dikepung buku-buku bergizi yang bisa diakses dengan mudah para siswa-siswi.
“Ke mana pun siswa-siswi SMAN 15 menatap tiap sudut di sekolahnya maka harus dipastikan tatapan matanya itu membentur buku-buku bergizi. sehingga seluruh insan di sekolah ini lambat lain menjadi familiar terhadap buku,” ujarnya.
Inspirator lain di kegiatan itu adalah Indah Prastiwi, Ketua Taman Literasi Jaringan Anak Nusantara (Tali JARANAN). Ia memberi menjelaskan beragam praktik baik literasi di sekolah yang memungkinkan dilakukan sdengan bimbingan para guru.
Peserta yang aktif di dalam kegiatan itu memperoleh ‘doorprize’ berupa buku dari Tali JARANAN. Kegiatan dipandu fungsionaris JARANAN Imam Sunarto.
Kepala sekolah SMAN 15 Jakarta yang sebelumnya pernah menjadi kepala perpustakaan sekolah mengaku senang dengan kegiatan kampanye membaca di sekolahnya. Titik Hidayati, guru bahasa Indonesia sekaligus pengelola perpustakaan SMAN 15 Jakarta berharap JARANAN bisa kembali datang di kesempatan lain dengan inspirasi dan motivasi tentang keliterasian.
“Saya merasa tercerahkan lewat penjelasan narasumber dan film-film inspiratif di kegiatan kampanye membaca ini,” ungkap Ical, siswa SMAN 15 Jakarta yang pernah mengikuti ajang pemilihan Abang dan None Buku (Abnonku) Jakarta Utara tahun 2018.
Laporan: Muhammad Hafidh