KedaiPena.Com – Komandan Kogasma Partai Demokrat (PD) Agus Harimurti Yudhyono (AHY) beberapa waktu lalu menyampaikan pidato terkait situasi terkini. Pada kesempatan tersebut AHY juga menyampaikan soal pidato yang berisi rekomendasi untuk presiden mendatang.
Meski demikian, pidato yang disampaikan oleh mantan calon Gubernur DKI Jakarta tersebut tidak menunjukkan keberpihakan pada pasangan calon yang diusung PD di Pilpres 2019 yakni Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Pengamat Politik LIPI, Wasisto Raharjo Jati, mengakui bahwa pidato yang disampaikan oleh putra dari presiden keenam Republik Indonesia SBY ini memang secara eksplisit menimbulkan ketidakjelasan sikap politik.
“Oleh sebab itu pidato tersebut mengindikasikan politik dua kaki,” tutur Wasisto dalam perbincagan dengan KedaiPena.Com, Senin (4/3/2019).
Wasisto pun menilai bahwa sikap dua kaki demokrat pada Pilpres 2019 ini patut diduga lantaran euforia selama berkuasa 10 tahun lamanya.
“Saya pikir Demokrat memang mengejar kekuasaan setelah 10 tahun berkuasa. Makanya mereka bersikap pragmatis dan standar ganda. Saya pikir Demokrat perlu mengikuti etika politik yang jelas jika tergabung dalam suatu koalisi partai,” tandas Wasisto.
Sementara Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Prabowo-Sandi, Fadli Zon, yakin Partai Demokrat tetap berada di barisan, meski AHY tak menyatakan itu dalam pidatonya.
Menurut Fadli, pidato AHY memang tidak terkait dengan pilpres tetapi soal Partai Demokrat.
“Yang jadi pidato kemarin terkait Partai Demokrat sendiri ya,” kata dia di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Fadli mengatakan pidato AHY itu terkait konsolidasi internal partai. Sehingga pihaknya merasa tak disebutnya dukungan terhadap Prabowo adalah wajar.
“Saya kira enggak ada masalah, dari awal mereka sudah menyatakan dukungan,” kata dia.
Laporan: Muhammad Hafidh