KedaiPena.Com- Anggota Komisi VII DPR RI Mukhtarudin mendukung langkah Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita yang terus mendorong industri tanah air untuk melakukan transformasi digital menuju green industry atau industri hijau.
Politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini bilang tujuan dari penerapan industri hijau adalah mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas yang mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi-fungsi lingkungan hidup.
“Artinya, lingkungan sangat penting, karena selain bermanfaat dari sisi tinjauan green industry yang berdampak positif pada lingkungan di sekitarnya, juga bermanfaat untuk industri itu sendiri,” kata dia, Sabtu,(23/3/2024).
Peraih penghargaan tokoh peduli daerah terbaik Teropong Parlemen Award 2023 ini mengatakan pola pikir manusia dalam hal lingkungan hidup selalu berubah seiring perkembangan zaman saat ini.
“Lingkungan hidup green energy dan green industry sudah menjadi bagian keharusan bagi semua untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang,” imbuh Mukhtarudin.
Apalagi, Mukhtarudin bilang Indonesia memiliki potensi dan sumber energi bersih yang berlimpah, seperti panas bumi, tenaga surya, ataupun tenaga air.
Sementara, potensi listrik melalui PLTA mencapai sebesar 76,09 gigawatt. Namun, saat ini kapasitas yang terpasang baru mencapai 5,28 gigawatt atau baru mencapai 6,9 persen dari kapasitas yang ada.
“Sedangkan potensi PLTS sekitar 4.8 KWh/m2 atau setara 112.000 GWp, namun yang sudah dimanfaatkan baru sekitar 10 MWp,” ujar Mukhtarudin.
Pemerintah Indonesia dalam hal ini sudah menargetkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PLN (RUPTL PLN) 2021 – 2030, kapasitas PLTS di Indonesia sudah mencapai 4.680 MW.
Kementerian ESDM di setiap Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VII DPR RI pun telah menargetkan bauran energi dari fosil ke EBT bisa mencapai 23 persen di tahun 2025.
Sedangkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), Indonesia menargetkan di usia kemerdekaannya yang ke-100 di tahun 2045, bauran EBT sudah bisa mencapai 30 persen.
Untuk itulah, Mukhtarudin berharap pengembangan EBT yang antara lain bersumber dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA), tenaga angin/bayu (PLTB), ataupun tenaga surya (PLTS), mutlak dilakukan.
“Karena tidak bisa lagi selamanya bergantung kepada energi fosil yang semakin menipis saat ini,” pungkas Mukhtarudin.
Laporan: Tim Kedai Pena