KedaiPena.Com – Warga lingkungan II di jalan Jati Arah Laut, Kelurahan Pancuran Dewa, Kecamatan Sibolga Sambas, Kota Sibolga, mendesak agar PT Multi Trading Pratama group Sibolga yang berada di dalam kompleks Pelabuhan Sambas Sibolga ditutup saja.
Pasalnya, aktifitas perusahaan yang bergerak di bidang aspal curah itu telah menyebabkan warga dalam situasi terancam dan resah. Asap pekat dan limbah sisa pembakaran dari cerobong asap berbentuk serpihan besi milik perusahaan menjadi momok menakutkan setiap hari.
“Dari cerobong asap keluar limbah aspalnya dan seperti hujan. Kami warga disini terancam, tak bisa beraktifitas setiap kali keluar asapnya, limbahnya seperti serpihan-serpihan besi panas, kan berbahaya kena kulit. Kalau jemur kain juga kami harus bawa masuk karena takut kena limbahnya itu, pokoknya kami disini terancam,†ungkap salah seorang warga, Yusri (25) kepada wartawan, Senin (3/7) sembari menunjukkan limbah tersebut di beberapa tempat di lingkungan itu.
Ibu rumah tangga Yusriani (36) mengeluhkan hal yang sama. Menurut dia, aktifitas perusahaan tersebut telah merugikan warga sekitar. “Kayak kejadian yang barusan, kami terkejut, ini (cerobong-red) semacam knalpotnya, dari situ keluar limbah aspalnya, mendidih-didih, siapa gak takut,†katanya.
Arianto (45) juga terdengar tak kalah seru membeberkan dampak buruk keberadaan perusahaan itu bagi warga sekitar. Ia bahkan mengaku nyaris melakukan pelemparan ke dalam perusahaan tersebut.
“Udah mau dilempar tadi, apalagi tadi pas didatangi gak ada orang didalam, kayak dibiarkan gitu aja mesinnya hidup tanpa dijaga,†ketusnya.
Kepala Lingkungan setempat Karni Tanjung menambahkan, warga sekitar juga telah beberapa kali meminta agar perusahaan tersebut ditutup. Kendati, permintaan itu tak pernah digubris.
“Udah pernah audiensi dengan Polsek dan manajer namany Indra. Yang jelas kami minta perusahaan ini tutup sebelum jatuh korban,†tegasnya.
Sementara itu, Wakil Manajer PT Multi Trading Pratama Sibolga, Bayu dikawal seorang berseragam Satpol PP terlihat mendatangi warga. Kepada wartawan ia berkelit dan mengaku tak mengetahui melubernya serpihan besi itu.
“Kita kan lagi cek lagi dulu, itu kan kecelakaan kerja, sebelumnya kan belum ada kejadian kayak gini. Dulukan asap dan debu, kalau yang kayak gini belum ada, kita mau cek dulu, baru kita atasi,†ucapnya disambut teriakan warga yang tak puas dengan jawaban itu.
Pantauan, puluhan warga lingkungan itu berkumpul. Kemarahan warga nyaris memuncak. Dua botol bom molotov tampak sudah disiapkan, beruntung botol yang sudah berisi minyak itu urung dilemparkan dan hanya tergeletak di pinggir jalan.
Laporan: Dom