KedaiPena.Com – Direktur Lingkar Studi Perjuangan, Gede Sandra, menyebut pemerintahan eks Prediden Abdurrahman Wahid atau Gusdur, meski sangat singkat yakni 21 bulan, tapi mampu sukses membangun pertumbuhan prekonomian Indonesia.
Ini dibuktikan dengan lima tangga kemajuan yaitu adanya pertumbuhan ekonomi, piutang berkurang, distribusi pendapatan, gini ratio rendah, kohesi sosial semakin kuat.
Demikian dikatakan Gede Sandra dalam Diskusi Publik bertajuk “Belajar dari Model Ekonomi Gus Dur†yang digelar West Nusa Tenggara Development Center (WNTDC), Pergerakan Kedaulatan Rakyat (PKR), PKC PMII NTB, dan M16, Sabtu (25/11).
Kata dia, Gus Dur menerima warisan prekonomian dari Presiden sebelumnya Habibie dalam kondisi “growth†masih minus 3 persen pada September 1999.
“Namun ketika diukur lagi di akhir tahun 1999 atau tiga bulan sejak tim ekonomi Gus Dur bekerja, pertumbuhan ekonomi sudah di level 0,7 persen atau melompat 3,7 persen,†ujarnya
Sementara dalam kurun waktu setahun berikutnya di tahun 2000 prekonomian Indonesia kembali berhasil tumbuh ke level 4,9 persen atau melompat 4,2 persen.
“Sedang di tahun 2001, meskipun Gus Dur dimakzulkan di pertengahan tahun akibat krisis politik tersebut, rata-rata “growth†di akhir tahun masih level 3,6 persen,†paparnya
Selain itu yang istimewa kata Gede Sandra ialah dua kali lompatan growth tersebut dilakukan tim ekonomi Gusdur dengan sambil mengurangi beban utang. Sebuah kondisi yang pasti sulit dilakukan tim ekonomi kabinet-kabinet setelah atau sebelum Gus Dur.
“Kurang dari dua tahun Gus Dur bisa membawa gini ratio Indonesia terendah sepanjang 50 tahun terakhir terjadi di akhir era Gus Dur yaitu sebesar 0,31. Gus Dur yang mampu memberikan contoh implementasi dari sila kelima, maka beliau layal disebut bapak Keadilan Sosial,†sebutnya.
Disebutkan Gede Sandra, salah satu rahasia keberhasilan tim ekonomi Gus Dur sehingga mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat yakni menolak resep IMF Bank Dunia yang menganjurkan dilakukannya pengetatan anggaran.
“Sebaliknya, yang ditawarkan oleh tim ekonomi Gus Dur adalah growth story atau strategi pertumbuhan,†tandasnya
Selanjutnya, tim ekonomi Gus Dur piawai dalam melakukan optimum debt managament dan mampu menjaga harga beras stabil di level rendah sehingga mengakibatkan daya beli masyarakat bawah perkotaan terus terjaga.
“Kesejahteraan petani di pesesaan juga terjaga karena Bulog melakukan pembelian gabah, bukan membeli beras. Inilah alasan mengapa ketimpangan pendapatan paling rendah di era ini,†tukasnya.
Laporan: Sulistyawan