KedaiPena.com – Liarnya harga komoditas dan juga peningkatan jumlah impor dinyatakan sebagai ketidakhandalan pemerintah dalam mengatur para pengusaha. Sebagai pemegang wewenang, seharusnya pemerintah memiliki kuasa untuk mengatur para pengusaha agar lebih memiliki empati pada rakyat.
Anggota Komisi IV DPR RI Slamet menyatakan harga pangan saat ini tidak menyentuh petani saat ini. Sehingga saat harga pangan yang mahal saat ini tidak mempengaruhi kesejahteraan para petani.
“Saat kementerian teknis terkait menyatakan stok cukup tapi harga tidak terkendali. Dan impor meningkat tak terkendali. Label yang muncul adalah Kementerian Pertanian gagal untuk menyiapkan produk pertanian untuk pangan. Ya secara tersirat begitu kan, gagal,” kata Slamet, ditulis Sabtu (16/4/2022).
Ia menyatakan penyebab terjadinya kondisi ini adalah karena pemerintah tak menggunakan hak kewenangannya dengan baik.
“Pemerintah itu bukan menghimbau tapi melakukan apa yang harus dilakukan. Pemerintah harus mampu memberikan penekanan pada pengusaha, yang menurut saya pengusaha Indonesia ini adalah pengusaha rakus. Kenapa? Karena tak mau berempati pada rakyat,” ungkapnya.
Slamet menyatakan tak percaya kalau dinyatakan para pengusaha mengalami kerugian. Yang ada hanyalah para pengusaha yang tak ingin berkurang keuntungannya.
“Kuncinya ya di pemerintah. Bagaimana pemerintahbisa menekan para pengusaha untuk berempati pada rakyat. Jangan menghimbau. Ini kan tidak wajar. Memegang mandat untuk mengatur tapi hanya menghimbau,” ungkapnya lagi.
Ia juga mengingatkan terkait peningkatan PPn 11 persen yang akan menuju 12 persen, mekanisme subsidi pupuk harus lah jelas.
“Harus jelas siapa yang menanggung PPn ini, baik untuk yang subsidi maupun yang non subsidi. Jangan hanya bicara menggenjot produksi tapi petani harus dibebani dengan peningkatan PPn ini. Menurut saya, harus ada kebijakan khusus terkait pupuk ini,” tutur pria yang berasal dari Partai PKS ini.
Laporan: Hera Irawan