KedaiPena.Com – Dentum bom, suara letusan senjata, disusul teriakan kematian dan isak histeris para pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia menggema di lapangan bola kaki Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kamis (17/8).
Rentetan peristiwa itu adalah aksi dari puluhan pelajar SMA Negeri 2 Tukka mengenakan pakaian ala pejuang kemerdekaan. Sejumlah prajurit TNI juga terlihat turut terlibat saat memerankan drama kolosal yang mengangkat kisah Letnan Oswald Siahaan. Drama itu diperagakan usai digelarnya Upacara HUT RI ke 72 oleh Pemkab Tapanuli Tengah.
Drama itu menyebutkan perjuangan para pejuang bertaruh nyawa dalam mengusir para penjajah dari bumi Indonesia. Hingga di tahun 1948 saat terjadinya pertempuran dengan patroli pasukan Belanda di teluk Sibolga. Dalam pertempuran itu, Letnan Oswald Siahaan dan Zulkifli Lubis gugur.
“Patroli mendadak Belanda menewaskan Oswald dan Zulkifli Lubis. Sisa pasukan yang naik ke bukit panomboman tidak mengetahui Oswald dan Zulkifli Lubis,†sebut pembaca naskah secara audio.
Gugurnya kedua pejuang itu akhirnya diketahui keesokan harinya, 31 Desember 1948 oleh seorang nelayan bermarga Sihombing. “Melihat jenazah oswald dan zukifli, ia kemudian memanggil orang-orang, para pejuang akhirnya mengetahui ada korban dari serangan patroli,†katanya.
Jenazah Oswald Siahaan dan Zukfifli Lubis akhirnya dimakamkan di Kampung Sirara. Selanjutnya jenazah Oswald dan Zuklifli akhirnya dipindahkan ke Makam Pahlawan Sibolga setelah pengakuan kemerdekaan RI.
“Pada tahun 1988 ditabalkan menjadi nama KRI oleh wakil presiden Tri Sutrisno. KRI ini kini ikut mengawal kedaulatan NKRI,†katanya.
Laporan: Dom