KedaiPena.com – Politisi kawakan Golkar Leo Nababan sempat geram dengan keputusan panitia Munaslub Golkar yang mencoret nama Syahrul Yasin Limpo dan Indra Bambang Utoyo dari daftar calon ketua umum. Terlebih alasan pencoretan itu didasari karena kedua calon tidak mau memberikan sumbangan sebesar Rp1 miliar.‎
Leo Nababan ‎geram dengan ulah panitia. Ia bahkan mendesak Presiden Jokowi untuk tidak hadir dalam Munaslub karena semangat Munaslub sudah tidak lagi sejalan dengan ghiroh perjuangan Golkar.‎
“Saya memohon agar presiden tidak membuka Munas Partai Golkar karena tidak sesuai dengan way of live dan semangat Golkar, yakni gotong royong,” katanya saat dihubungi KedaiPena.com sesaat lalu, Sabtu (7/5).Â
Alumnus Lemhanas KRA 39 tahun 2006 ini menegaskan bahwa pencoretan Syahrul dan Indra membuktikan bahwa panitia telah menabrak AD/ART partai.‎ Pasalnya, dalam AD/ART hanya disebutkan bahwa kader bisa maju menjadi caketum jika memiliki KTA (kartu tanda anggota) 5 tahun dan tidak cacat hukum. AD/ART tidak mencantumkan sumbangan wajib Rp1 miliar bagi calon.‎
Beruntung beberapa jam setelah protes, Ketua Pengarah (Steering Committee/SC) Nurdin Halid mengumumkan ‎ Syahril Yasin Limpo dan Indra Bambang Utoyo diperbolehkan ikut dalam pertarungan memperebutkan kursi Golkar 1. ‎Leo pun bersyukur dan mengapresiasi perubahan sikap panitia Munaslub yang akhirnya tersadar.‎
“Kalau panitia sudah sadar akan hal (tanpa sumbangan Rp1 miliar boleh maju sebagai caketum) itu ya baguslah,” tutupnya. (veb)