KedaiPena.Com- Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi atau Menpan-RB Abdullah Azwar Anas membuat geger masyarakat Indonesia lantaran kabar anggaran untuk pengentasan kemisikan di RI sebesar Rp500 triliun habis untuk rapat dan studi banding.
Meski sudah mengklarifikasi jika tidak semua anggaran dimaksud digunakan untuk rapat dan studi banding saja tetap saja publik telanjur dihebohkan dengan isu anggaran pengentasan kemisikan Rp500 triliun yang habis untuk rapat dan studi banding.
Menanggapi hal tersebut, Anggota DPR RI Komisi II dari Fraksi Partai Demokrat, Ongku P Hasibuan berharap, agar seluruh instansi terkait dapat lebih fokus kepada action untuk pengentasan kemiskinan di RI.
“Jadi memang seluruh instansi terkait lebih bagus fokus kepada action untuk pengentasan kemiskinan itu. Rapat di awal boleh, rumuskan action plannya, susun time tablenya, setelah itu implementasikan programnya,” kata dia, Kamis,(2/2/2023).
Ia melanjutkan, secara berkala bisa dilakukan rapat-rapat koordinasi untuk monitoring dan evaluasi program dari progres tersebut. Ia memandang, jika ditemukan ketidaksesuaian rencana dengan progresnya maka dapat ditentukan langkah perbaikan.
“Monitoring dan evaluasi progress. Bila ditemukan ketidaksesuaian rencana dengan progressnya, tentukan langkah perbaikan (recovery action plan) agar kembali ke track rencana semula. Ini secara generik ya,” papar dia.
Mantan Bupati Tapanuli Selatan atau Tapsel ini mengakui jika memang untuk jenis dan tipe program pengentasan kemiskinan satu daerah dengan daerah lainya berbeda. Atas dasar itu, kata dia, diperlukan peran pemerintah daerah untuk bersama-bersama pemerintah pusat merumuskan program yang tepat.
“Disinilah peran pemerintah daerah untuk secara bersama-sama dengan instansi teknis terkait merumuskan program yang tepat untuk daerah tersebut. Instansi teknis dari Pusat harus dilibatkan Pemerintah Daerah dari sejak awal perencanaan program,” papar dia.
Analisis Maksud Menpan RB
Ongku sapaan karibnya sendiri menelaah maksud dan ucapan dari Menpan RB soal anggaran pengentasan kemiskinan Rp 500 triliun lari untuk biaya rapat dan studi banding. Baginya, hal itu merupakan pesan yang ingin disampaikan betapa besarnya anggaran yang dipakai untuk studi banding dan rapat- rapat yang barangkali kurang efektif.
“Tetapi kalau yang beliau maksud anggaran pengentasan kemiskinan di Kementerian terkait adalah 500 T, namun lebih banyak digunakan untuk kegiatan rapat dan studi banding, itu lebih memprihatinkan lagi. Ini harus jadi perhatian kita semua,” ungkap Ongku.
Ongku mengakui, jika kegiatan rapat dan studi banding tidak terlalu efektif. Hal ini lantaran seringkali antara rapat yang satu dengan lainnya tidak ada kesinambungan.
“Karena orang yang hadir di dalam rapat, terutama kalau melibatkan antar lembaga, seringkali tidak sama antara satu rapat dengan lainnya. Sehingga hasil rapatnya tidak maksimal. Kemudian saat implementasi juga sering tidak nyambung dengan apa yang dirapatkan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menpan- RB AzwR Anas menjelaskan pernyataan mengenai anggaran kemiskinan disampaikan saat sosialisasi kebijakan baru perihal jabatan fungsional secara hybrid di kementerian/lembaga dan Pemda.
Ia menambahkan, saat itu konteksnya adalah membangun logical framework soal reformasi birokrasi tematik pengentasan kemiskinan.
Ketika itu Anas memaparkan logical framework pemda soal pengentasan kemiskinan harus fokus.
“Saat itulah saya sampaikan ada program instansi pemerintah yang belum selaras. Tujuannya mengurangi kemiskinan, tetapi sebagian programnya studi banding dan diseminasi atau rapat sosialisasi program kemiskinan,” ujar dia.
Laporan: Tim Kedai Pena