KedaiPena.Com – Anggota Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Thohir mengaku ragu jika, pemerintah bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 5-6% dalam satu dua tahun ke depan. Pasalnya, menurut Hafisz, pola kebijakan ekonomi yang dipakai saat ini tidak berubah.
Demikian disampaikan oleh Hafisz sapaanya saat menyoroti keyakinan pemerintah Indonesia bisa kembali menjadi negara dengan kategori penghasilan menengah ke atas atau naik kelas dalam beberapa tahun ke depan.
Keyakinan itu didasari karena pemerintah optimis pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahun ke depan bisa mencapai pada kisaran angka 5-6%.
“Jangan terlalu menggampangkan masalah wong selama ini tumbuh di atas 5% saja masih sulit kok mau capai dalam 1-2 tahun sudah naik peringkat sejahtera lagi?,” sindir Hafisz, Selasa, (13/7/2021).
Hafisz juga menilai, optimisme Pemerintah bahwa pendapatan perkapita masyarakat akan tumbuh positif dalam beberapa tahun ke depan sangat berlebihan.
“Struktur penduduk Indonesia tidak beragam sehingga tidak mudah untuk mencapai GNI diatas 4.096 dollar/kapita dalam 1-2 tahun. Perlu perjalanan panjang dan kerja integratik antar departemen. Karena ini bukan melulu pekerjaan Menkeu dan menteri teknis saja, ini pekerjaan antar departemen karena mereka saling kait mengkait,” tegasnya
Menurutnya, Indonesia bisa naik kelas lagi jika GNI per kapita metode atlas naik minimal 7,2%.
“Ini bisa saja mungkin terjadi tetapi berkaca kepada kinerja rata-rata 2015-2019 selama ini tumbuh hanya 2,5%. Maka berdasar hal ini, kita baru bisa naik kelas lagi pada tahun 2025 atau paling cepat 2024,” jelasnya.
Sebelumnya, Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) Bidang Ekonomi, Arif Budimanta menyebutkan, Indonesia akan kembali menjadi negara berpendapatan menengah ke atas dalam 1-2 tahun ke depan.
Hal ini bisa saja terpenuhi jika pertumbuhan ekonomi mencapai 5-6 persen per tahun dan pertumbuhan penduduk naik 1,2 persen per tahun.
“Dalam waktu tidak terlalu lama yakni 1-2 tahun ke depan kita akan segera kembali masuk ke kategori upper middle income (negara pendapatan menengah ke atas),” terang Arif, Jumat (9/7/2021).
“Meskipun ada peningkatan thresholds (klasifikasi) yang dilakukan World Bank yakni dari (pendapatan nasional bruto) 4.046 dolar AS menjadi 4.096 dolar AS,” kata dia lagi.
Laporan: Muhammad Hafidh