KedaiPena.Com- Program pemberian makan siang dan susu gratis serta bantuan gizi yang digagas pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka diyakini tidak akan bisa menurunkan bahkan menyelesaikan persoalan stunting di tanah air.
Hal itu disampaikan Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Nurhayati Effendi menanggapi langkah Prabowo-Gibran yang membagikan paket makanan dan susu gratis serta bantuan gizi yang bertujuan untuk mengurangi angka stunting tersebut.
“Untuk memenuhi gizi bukan hanya makan siang tapi juga makan pagi siang dan malam dan harus berkelanjutan sampai setidaknya 3 bulan pada orang yang sama baru akan keluar dari kata gizi buruk atau kekurangan gizi,” jelas Nurhayati, Kamis,(30/11/2023).
Nurhayati mempertanyakan, makanan dan jenis susu yang diberikan tim Prabowo-Gibran untuk mengurangi stunting. Nurhayati juga bertanya soal penerima program makanan dan susu gratis hingga bantuan gizi tim Prabowo-Gibran.
“Ya anak pra sekolah umur berapa? karena stunting itu yang harus di intervensi adalah sebelum berumur 2 tahun. Apabila lewat tidak bisa dikembalikan karena sudah terhambat pertumbuhan badannya dan perkembangan otaknya,” beber Nurhayati.
Nurhayati menerangkan, jumlah angka stunting di Indonesia 20 persennya merupakan balita berusia di bawah 2 tahun. Nurhayati terheran-heran apabila para balita berusia di bawah 2 tahun tersebut juga diberikan makan siang dan susu gratis.
“Lalu ibu hamil yang berpotensi Kurang Energi Kronis (KEK) dari setiap daerah berbeda-berbeda dan akan semua diberi makan siang selama Seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK)? susu jenis apa dan untuk siapa?,” papar Nurhayati.
Nurhayati yang fokus mengentaskan masalah stunting di dapilnya selama menjabat sebagai Anggota DPR RI mengingatkan pemberian nutrisi hanya diberikan kepada ibu hamil penerima Seribu hari pertama kehidupan atau 1000 HPK.
“Berapa lama? apa saja yang diberikan?dimana? siapa target? Apa hanya makan siang aja? susu apa cuma sekali di sekolah saja? percuma lah kalau sekali-sekali,” imbuh dia.
Nurhayati menjelaskan, persoalan stunting bukan hanya penyakit tetapi kekurangan gizi kronis dalam waktu yang lama. Hal ini, lanjut Nurhayati, yang sedianya turut mempengaruhi pertumbuhan badan dan perkembangan motorik hingga kecerdasan.
“Dan 1000 HPK kehidupan itu dari sejak janin sampai 2 tahun apa akan terus dikasih makan siang dan susu? berapa anggarannya?,” tambah Nurhayati.
Tak hanya itu, Nurhayati mengungkapkan, masalah stunting tidak hanya terjadi kepada keluarga miskin. Namun, lanjut Nurhayati, masalah stunting kepada keluarga dengan ekonomi yang berada meskipun tidak banyak.
“Kebanyakan stunting dan gizi buruk dikarenakan juga pola asuh dan pola didik yang tidak baik. Stunting bukan hanya karena isu yang spesifik karena faktor kesehatan,” beber Nurhayati.
Nurhayati menegaskan, 70 persen penyumbang stunting adalah isu sensitif seperti masalah sanitasi buruk, lingkungan kumuh hingga polusi air dan udara. Bahkan, tegas Nurhayati, masalah sampah juga menjadi penyebab stunting.
“Seperti sanitasi yang buruk,rumah tidak layak huni, lingkungan kumuh, tidak ada air bersih, tidak ada jamban yang ada septic tanknya, polusi air udara darat seperti sampah juga mempengaruhi masalah stunting,” beber Nurhayati.
Atas kondisi demikian, Nurhayati memandang, bahwa program-program untuk menurunkan kemiskinan ekstrem yang bisa mengentaskan masalah stunting di Indonesia.
Nurhayati mengatakan, program seperti ketersedian lapangan pekerjaan hingga layanan kesehatan layak di setiap daerah yang mampu mengentaskan stunting di Indonesia.
“Seperti membuka lapangan pekerjaan secara masif diberbagai sektor, mengatur tarif upah harian minimal, jaminan sosial bagi seluruh rakyat indonesia diperbanyak, jaminan kesehatan dengan menyediakan layanan kesehatan dan pendidikan yang layak sampai tingkat dusun,” tandas Nurhayati.
Diketahui, makan siang dan susu gratis untuk siswa sekolah adalah program andalan calon presiden (Capres RI), Prabowo Subianto, yang bertujuan untuk mengatasi masalah stunting di Indonesia.
Dari dokumen visi, misi, dan program pasangan calon (paslon) nomor 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming, akan memberikan makan siang harian gratis kepada siswa pra-sekolah, sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan pesantren.
“Memberi makan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil,” tulis dokumen tersebut, dikutip Rabu (29/11/2023).
Program peningkatan gizi untuk menyelesaikan masalah stunting ini diwujudkan pada hari pertama kampanye Pemilu 2024, Selasa (28/11). Caranya dengan membagikan makan siang dan susu gratis kepada anak.
Laporan: Muhammad Rafik