KedaiPena.Com – Anggota Komisi III DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Achmad Dimyati Natakusumah, menilai Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo merupakan sosok polisi cerdas dan yang mampu menyelesaikan beberapa permasalahan.
Hal tersebut disampaikan oleh Dimyati Natakusumah saat menanggapi paparan arah kebijakanya dalam fit and proper test calon Kapolri yang digelar Komisi III DPR RI di gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Rabu, (20/1/2021)
“Pak Sigit ini polisi yang cerdas dan juga bertangan dingin, dengan beliau ini semua beres. Track record beliau ini pernah menjadi pimpinan polsek tingkat kecamatan, pimpinan polres, dan juga pernah menjadi kapolda Banten dan saya warganya serta saya tau sepak terjang bapak, Banten kondusif luar biasa,” ucap Dimyati
“Dan beliau juga pernah menjadi kadiv propam juga, jadi tahu betul polisi yang buruk, nakal dan polisi yang jelek serta dia irjen termuda disana. Dan juga pernah menjadi Kabag Reskrim serta tahu siapa saja penjaha
t pelaku cyber crime dan criminal justice,” sambungnya.
Selanjutnya, Dimyati menyampaikan makalah, yang telah pihaknya terima sangat bagus, sehingga dirinya ingin menanyakan beberapa hal Terkait transformasi organisasi atau reformasi polri.
“Menanyakan beberapa hal, terkait promoter yang yang berganti presisi ini luar biasa saya kasih nilai 9 makalahnya sangat bagus dan saya senang membacanya. Mangkanya saya ingin menanyakan beberapa hal, pertama terkait transformasi organisasi yang isunya reformasi Polri, memimpin polri berarti memegang komando lebih dari 470.000 personil dengan anggaran 105 triliun,” katanya.
Menurutnya, hal ini tentu menjadi visi yang jauh kedepan yang menjadi pekerjaan rumah terkait reformasi kepolisian dalam hal reformasi kepolisian. Yang dimana , kata dia, terdapat isu solidaritas internal dan hal ini sudah ramai disampaikan oleh berbagai pihak.
“Sepertinya isu ini juga disampaikan salah satu senior di kepolisian, salah satu penyidik yang dikenal publik mengungkap banyak faksi yang di Polri yang syarat kepentingan saling menyandra sehingga pimpinan Polri tidak berani mereformasi polri menjadi institusi yang di percaya. Hal ini juga sejalan dengan analisis yang disampaikan oleh salah satu peneliti lokataru yang menyatakan bahwa polri rawan terseret gejolak politik elit, artinya ada dua hal yang saling terkait yaitu independensi dan solidaritas,” jelasnya.
Tidak hanya itu, dirinya menuturkan sepanjang institusi bekerja tegak lurus untuk menjalan tugas secara independen, maka solidaritas dapat terjaga dengan baik.
“Saya tahu pak Sigit ini faksi nya pak Jokowi, jadi betul-betul sejalan dengan visi misinya pak presiden jadi netral betul buat bangsa dan negara,” imbuhnya.
Dimyati juga menanyakan, beberapa hal kepada calon tunggal Kapolri, seperti pendapat dalam mengenai upaya reformasi di Polri dan sudah sejauhana reformasi tersebut.
“Bagaimana pendapat jendral mengenai upaya reformasi di polri yang selama ini terjadi, apakah sudah sesuai dengan harapan, sejauh mana reformasi yang telah dilakukan dan kearah mana reformasi tersebut akan dilanjutkan oleh jendral. Adakan strategi khusus dalam kepemimpinan jendral untuk menuntaskan reformasi tersebut, kami ingin tahu visi misi Kapolri terpilih kedepan tentang reformasi Polri ini,” tanyanya.
Selanjutnya, Dimyati menanggapi, terkait operasional transformasi kepolisian terkait profesionalisme dan humanisme salam menjalankan tugas.
“Kalau saya lihat pak Sigit pasti orang senang lah pasti ini polisi sudah akrab dan humanis dengan beliau tidak seram dengan polisi-polisi lainya kalau di negara lain,” tuturnya.
Dirinya menyampaikan beberapa waktu belakang ini, komisi III merasakan sedikit kesulitan dalam menjelaskan terkait beberapa kejadian beberapa waktu lalu.
“Tahun kemarin kontras menyatakan polri diduga terlibat dalam 921kekerasan dan pelanggaran hak asisi manusia, sepanjang Juli 2019 sampai jumi 2020 dari peristiwa itu 1627 orang luka-luka dan 304 orang tegas, kejadian lain yang menjadi perhatian publik adanya eksjudisial kiling di km 50 pada bulan Desember 2020,” ujarnya.
“Terus terang kami salah satu anggota komisi III yang mitra polri selama ini banyak sekali dimintai penjelasan oleh masyarakat soal isu-isu demikian misalkan, penanganan demo kok represif, kenapa pelanggaran proses sampai dibuntuti, kenapa pelanggaran prokes sampai 6 nyaman melayang, kami sendiri pun selama ini mengalami kesulitan untuk memberikan berbagai penjelasan kepada masyarakat,” lanjutnya.
Dirinya berharap kedepan Kapolri yang akan dilantik dapat menggunakan pendekatan kepada masyarakat dengan cara profesionalisme dan humanisme, sehingga masyarakat lebih merasa dilindungi dan diayomi oleh kepolisian.
“Saya kira kedepan pendekatan yang profesional dan humanis oleh polri perlu di kedepankan sehingga polri melindungi dan mengayomi akan semakin di rasakan masyarakat,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi