KedaiPena.com – Perubahan angka garis batas kemiskinan global oleh Bank Dunia, diharapkan dapat mendorong BPS untuk meninjau ulang indikator garis batas kemiskinan Indonesia.
Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PKS, Anis Byarwati meminta adanya penelaahan pada indikator kemiskinan, dengan memperhitungkan kesesuaian angka dengan fakta di lapangan.
“Perlu ditinjau. Bukan sekedar angka, tapi lihat Rp505 ribu itu dapat apa. Apalagi saat ini sedang ada inflasi,” kata Anis melalui keterangan tertulis, Selasa (11/10/2022).
Adapun angka Rp505 ribu tersebut, merupakan batas garis kemiskinan per bulan yang ditetapkan Badan Pusat Statistik (BPS).
“Jadi memang ini penting, makanya saya sudah bicara langsung dengan BPS, bahwa tolong ditinjau lagi batas kemiskinan kita, tidak ikut Bank Dunia tidak apa-apa, tapi lihat di lapangannya, bisa dapat apa kita kalau seharinya sekitar Rp15 ribu? Apalagi kondisi kita saat ini ada inflasi bahan pangan,” tuturnya.
Ia juga menyebutkan bahwa kebutuhan tiap orang bukan hanya perihal makanan saja, hal inilah yang seharusnya jadi tinjauan kembali dari pemerintah.
“Kebutuhan kita kan bukan hanya soal makan saja, ada pendidikan, ada kesehatan, jadi artinya angka yang di Indonesia ini menjadi tidak relevan untuk bangsanya sendiri dengan kondisi saat ini,” tuturnya lagi.
Oleh karena itu, Anis menegaskan bahwa penting dilakukan pendataan kembali mengenai indikator terkait batas garis kemiskinan.
“Makanya kami minta segala sesuatunya diawali dengan pendataan, bukan berarti angka tidak penting, tapi penting karena untuk pendataan kita. Kita ini kan mengelola keuangan negara, jadi bagaimana kita bisa bantu orang miskin kalau kita tidak tahu berapa jumlah orang miskin di negara kita, bagaimana kita bisa menghilangkan kemiskinan kalau kita tidak tahu data itu,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa