KedaiPena.com – Makna hakiki dari berkurban bukanlah pada nilai yang dikeluarkan atau besar dan kecilnya hewan kurban, tapi suatu keikhlasan dan ketaatan yang dilakukan secara terus menerus atas seluruh ketentuan Allah. Dan bisa menjadikan sebagai suatu pembelajaran tindakan berbagi dengan seluruh umat manusia yang membutuhkan, tanpa memandang aqidah maupun sukunya.
Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, Fraksi PKS, Karyatin Subiyantoro menyatakan Idul Adha bermakna sebagai napak tilas perjuangan miniatur keluarga, yang dijadikan Allah sebagai teladan bagi seluruh umat manusia.
“Bagaimana seorang bapak, ibu dan anak, dengan tugas dan kewajiban masing-masing untuk menjadikan generasi penerusnya sebagai generasi yang taat dan patuh pada Allah SWT. Bagaimana perpaduan ibu dan anak bisa menjadi contoh bagi anak untuk hidup bermasyarakat, ketaatan, ketakwaan dan kepasrahan hanya pada Allah SWT,” kata Karyatin, Kamis (29/6/2023).
Ia mengungkapkan bagaimana Nabi Ibrahim mampu melakukan tugas dari Allah, walaupun dengan berat hati meninggalkan istri dan anaknya dalam kondisi yang tidak memungkinkan secara keadaan normal.
“Tapi sebagai bentuk kepasrahan ia meninggalkan istri dan anaknya yang baru dilahirkan. Ia yakin betul Allah pasti akan memberikan jalan keluar dan perlindungannya. Karenanya, saat Nabi Ibrahim meninggalkan istri dan anaknya sebagai bentuk kepatuhan, Allah tak meninggalkan Siti Hajar dan Ismail, yang secara naluri dan akal tidak akan bisa,” tuturnya.
Mulai kurma yang dijatuhkan dari pohonnya, sehingga memberikan energi bagi Situ Hajar untuk melakukan kegiatannya. Hingga lari-lari kecil antara Safa dan Marwah, yang menghasilkan air zam-zam dalam jumlah besar, sebagai karunia saat Siti Hajar membutuhkan.
“Kepatuhan selanjutnya adalah saat Ismail yang sedang lucu-lucunya, harus dikurbankan. Nabi Ibrahim yang menyampaikan perintah Allah SWT dengan sangat tegas, dijawab oleh Ismail tak kalah tegasnya. Komunikasi ini seperti menjadi suatu sinergi ketaatan dan kesabaran yang berujung pada hasil yang sangat Indah,” tuturnya lagi.
Karyatin menyatakan nilai-nilai ini lah yang harus dipahami dari ritual Haji dan Kurban dalam setiap Idul Adha.
“Bahwa Allah memberikan jalan keluar atas semua perintah yang diberikan-Nya pada hamba-hambaNya. Dan tentunya itu hasil dari ketaatan atas perintah Allah,” kata politisi PKS ini.
Dan, ketaatan tersebut akan menghasilkan keberkahan baik dari langit dan Bumi, Yang tak pernah diduga oleh umat Manusia.
“Lihat lah keberkahan Mekkah, sebagai tanah kelahiran Ismail. Tanahnya Randy’s, tapi air dapat dengan mudah ditemukan. Setiap tahun, manusia dari seluruh penjuru dunia berdatangan dengan Doa, yang tulus dan ikhlas,” ungkapnya.
Nilai lainnya adalah sinergitas dalam membentuk generasi masa depan yang unggul, yang tak akan ditinggalkan oleh Allah SWT Karena memiliki ketaatan.
“Kemaknaan itu lah yang dilakukan oleh setiap umat Islam. Yang tidak berhaji, akan tetap berpuasa dan berkurban, di mana pun mereka berada. Allah tidak menerima darah dan daging, tapi yang diterima adalah nilai ketaatan umat-Nya. Bukan besar dan kecil hewan kurban yang disembelihnya, tapi keikhlasan dalam menerima ketentuan Allah. Selain itu, ada nilai berbagi, tak hanya bagi yang aqidah-nya sama, tapi semua yang membutuhkan. Sebagai bentuk toleransi dan ajaran kebersamaan sebagai Wujud penyerahan diri pada Allah SWT,” pungkasnya.
Laporan: Tim Kedai Pena