KedaiPena.Com- Kalangan Wakil Rakyat di Senayan mendukung pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto yang mengatakan idealnya Pilpres 2024 hanya diikuti dua pasangan calon (paslon) presiden.
Anggota DPR RI Fraksi PDIP Andreas Hugo Pareira sependapat dengan pandangan Hasto jika idealnya pilpres hanya ada dua pasangan. Andreas pun membeberkan tiga alasannya mendukung pendapat Hasto tersebut.
“Pertama secara konstusional diatur bahwa capres yang memenangkan kontestasi pilpres harus didukung 50%+1. Artinya, kalau hanya dua pasangan maka pemilu hampir pasti hanya berlangsung satu putaran,” tegas Andreas Jumat, (26/8/2022).
Andreas menuturkan, hal ini juga akan lebih mengefisienkan pembiayaan proses demokrasi di Indonesia baik dari segi finansial maupun waktu.
“Anggaran pilpres untuk putaran ke-2 bisa dihemat, begitupun bangsa ini bisa lebih berkonsentrasi untuk bekerja menghadapi berbagai tantangan-tantangan lain yang tidak kalah pentingnya,” jelas Andreas.
Sedangkan alasan kedua ialah dari segi proses politik, kata Andreas, hal ini akan lebih memudahkan pembentukan positioning pemerintahan ke depan sejak awal.
Pasalnya, lanjut Andreas, yang memenangkan kontestasi berada di pemerintahan sementara yang kalah berada di luar pemerintahan.
“Kalau lebih dari dua pasangan akan menimbulkan perombakan positioning yang menghadapi putaran kedua, yang tentunya akan berakibat pada kerekatan relasi proses politik ke depan. Namun tentu ini semua sangat tergantung pada proses dialog dan deal politik elite yang akan berlangsung dalam massa pra pendaftaran capres/cawapres,” beber Andreas.
Anggota Komisi X DPR RI ini juga menepis anggapan jika keberadaan dua paslon di Pilpres akan menyebabkan terjadinya polarisasi terutama soal politik identitas. Bagi Andreas hal itu tidak tergantung pada dua pasangan atau tiga pasangan capres.
“Tetapi lebih ada pada pasangan capres dan cawapres nanti, sadar atau tidak kah mereka bahwa menggunakan politik identitas di republik ini akan sangat berbahaya bagi polarisasi politik yang bisa mengarah pada keretakan sosial masyarakat bangsa ini,” imbuh Andreas.
Andreas mencontohkan, seperti pada kasus pilkada DKI 2017 polarisasi justru terjadi berawal dari 3 pasangan Cagub/Cawagub yang bertarung di putaran pertama.
“Dan semakin meruncing justru pada putaran ke-2,” tandas Andreas.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan idealnya Pilpres 2024 hanya diikuti dua pasangan calon (paslon) presiden.
Awalnya, Hasto Kristiyanto menyebut dalam situasi seperti ini diperlukan Pilpres yang demokratis, cepat, dan kredibel.
“Dalam situasi ketika pemulihan ekonomi belum sepenuhnya pulih, dan ketidakpastian global, maka Indonesia memerlukan pelaksanaan pilpres yang demokratis, cepat, kredibel, dan bagaimana memastikan hanya berlangsung satu putaran,” kata Hasto dalam keterangannya, Kamis (25/8/2022).
Laporan: Muhammad Hafidh