KedaiPena.com – Walaupun menganggap bahwa MyPertamina dapat menjadi salah satu cara untuk mencegah kebocoran subsidi, legislator PDI-Perjuangan menyatakan masih dibutuhkan sosialisasi dan simulasi untuk memastikan semua pihak memahami dan mengerti manfaat dari pendaftaran yang dilakukan oleh Pertamina, terutama para nelayan dan petani.
Anggota Komisi VI DPR RI, Fraksi PDI Perjuangan, I Nyoman Parta menyatakan masih perlu dilakukan sosialisasi, simulasi penggunaan aplikasi hingga penjelasan tahapan program pembatasan pembelian subsidi energi.
“Cara mengakses aplikasi MyPertamina, menurut saya perlu diadakan simulasi. Dan setelah mendapatkan QR Code juga perlu dijelaskan kepada masyarakat, apa yang harus dilakukan selanjutnya. Atau apa yang akan mereka dapatkan,” kata Nyoman dalam RDP Komisi VI, Rabu (6/7/2022).
Ia juga menyatakan perlu diperhatikan pula manfaat dan mekanisme untuk para petani yang memiliki lahan di bawah 2 hektar dan nelayan dengan kapasitas kapal di bawah 30 GT. Karena selama ini, mereka juga kerepotan untuk mengakses BBM Subsidi.
“Selama Ini mereka harus menggunakan surat keterangan kepala desa dahulu, bahkan ada yang membutuhkan keterangan kepala dinas sebelum bisa membeli BBM Subsidi. Ini terjadi dimana-mana, tidak hanya di Bali. Ini bagaimana nanti? Terutama untuk yang tidak bisa mengakses aplikasi maupun website,” ujarnya.
Dari kajian di lapangan, Nyoman menyebutkan para nelayan atau petani ini biasanya memanfaatkan bantuan orang lain untuk mengakses BBM Subsidi.
“Selama ini kan mereka biasanya menggunakan bantuan orang, untuk membeli dulu dengan menggunakan mobil. Baru disedot untuk kebutuhan mereka. Jadinya ada biaya tambahan yang harus mereka penuhi. Saya punya fotonya, bukan isu atau fitnah ini,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa