KedaiPena.Com- Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR angkat bicara soal terus merangkak naiknya harga pangan seiring dengan terganggunya rantai pasok global. Bahkan, pada Juli kemarin indeks harga komoditas kelompok pangan telah melonjak lebih dari 10 persen dibanding periode yang sama tahun lalu atau year on year/yoy.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi IV DPR RI Ono Surono Fraksi PDIP berharap, agar pemerintah dapat memaksimalkan sumber pangan lokal untuk lebih ditingkatkan produksinya. Ono menyarankan, pemerintah kembali mencanangkan program diversifikasi pangan yang sesuai kearifan lokal.
“Kemudian pemanfaatan lahan-lahan kritis untuk dijadikan lahan pertaniandan pemanfaatan pekarangan rumah untuk ditanam bahan-bahan pangan,” kata Ono, Sabtu, (13/8/2022).
Ketua DPD PDIP Jawa Barat ini menegaskan, jika Indonesia seharusnya jauh lebih siap dibandingkan negara-negara lain dalam menghadapi masalah pangan. Pasalnya, Indonesia mempunyai potensi sumber daya alam yang melimpah.
“Harusnya Indonesia lebih siap menghadapi krisis global masalah pangan. Kenapa ? Karena Indonesia mempunyai potensi sumber daya alam yang melimpah baik berupa lahan-lahan pertanian maupun laut,” tegas Ono.
Ono berharap, pemerintah juga memberikan sosialisasi dan edukasi kepada rakyat untuk gerakan menanam dan merubah pola konsumsi tergantung bahan pangan impor. Hal ini, kata Ono, diperlukan agar sepenuhnya dapat mengkonsumsi sumber pangan lokal.
“Contohnya gandum, tiap tahun impornya naik karena adanya pola konsumsi rakyat Indonesia mengganti nasi dengan mie atau roti. Dengan krisis global ini, dipastikan harga gandum naik tak terkendali. Apalagi negara penghasil gandum terbesar di dunia masih terlibat perang (Rusia-Ukraina),” tandas Ono.
Diketahui, harga pangan nasional terus merangkak naik, seiring dengan terganggunya rantai pasok global. Bahkan, pada Juli kemarin indeks harga komoditas kelompok pangan telah melonjak lebih dari 10 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, lonjakan harga pangan tersebut kemudian menjadi penyebab utama indeks harga konsumen (IHK) terus meningkat. Kenaikkan harga pangan juga dinilai telah melebihi batas wajar.
“Inflasi pangan 10,47 persen, mestinya inflasi pangan tidak boleh lebih dari 5 persen atau 6 persen,” kata dia.
Laporan: Muhammad Hafidh