KedaiPena.Com – Semua komponen bangsa diminta dapat memanfaatkan sisa waktu untuk membangkitkan kesadaran masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan (mudik) pada libur nataru akhir 2021 dan awal 2022 nanti.
Demikian disampaikan Anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo merespons kebijakan Pemerintah menerbitkan aturan terbaru mengenai Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Level 3 secara nasional saat libur Natal dan Tahun Baru.
Aturan itu tertuang dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian nomor 62 tahun 2021 yang berlaku pada 24 Desember 2021 sampai 2 Januari 2022.
“Keputusan larangan mudik itu sudah baik. Keputusan itu merupakan bentuk perlindungan negara terhadap masyarakat. Tapi saya harus sampaikan, aturan tersebut tidak akan cukup jika tidak disertai dengan kesadaran dan kepatuhan masyarakat untuk tidak mudik,” kata Rahmad sapaanya kepada wartawan, di Jakarta, Jumat (26/11/2021).
Politikus PDI Perjuangan ini mengingatkan kembali kejadian tragis pada saat dan seusai Lebaran 2021 Lalu. Kala itu, kata Rahmad, pemerintah sudah menerapkan aturan larangan mudik.
Akan tetapi, kata Rahmad, aturan tinggal aturan, kenyataannya masih sangat banyak masyarakat saat itu yang tidak peduli dan nekat pulang ke kampung halaman.
” Nah, masyarakat perlu kita ingatkan agar berkaca pada situasi usai lebaran pada bulan July lalu, dimana ribuan orang yang meninggal setiap hari, ruma sakit pun nyaris lumpuh. Tentu kita tidak mau kejadian memilukan usai lebaran lalu terulang ditahun baru nanti. Karena itu kesadaran untuk tidak mudik dihari libur natura ini harus terus disosialisasikan dan digelorakan,” kata Rahmad.
Lebih jauh, Rahmad mengatakan, untuk menghadapi ancaman virus corona, termasuk menghalau kemungkinan masuknya gelombang ketiga, tidakakan berjalan efektif jika hanya dilakukan oleh pemerintah.
Pemerintah dengan seperangkat aturan, termasuk kerjasama TNI Polri tidak akan sanggup mengawasi kalau memang kesadaran masyarakat untuk tidak mudik belum tumbuh.
“Artinya, kita bisa mengendalikan Covid-19 dan mengubah pandemi jadi endemi jika semua elemen bangsa, termask masyarakat bergerak bersama. Lagi pula, kita semua kan ingin selamat ?, ya kita semua, pemerintah, masyarakat harus berjuang bersama. Lagi pula, kalau bukan kita yang memperjuangkan keselamatan kita, ya siapa lagi ?,” ungkap Rahmad.
Menurut Rahmad, untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat, tak bisa ditawar lagi, semua komponen bangsa harus bergerak bersama menggelorakan semangat untuk tidak mudik demi keselamatan bersama.
Rahmad menilai, tokoh-tokoh adat, tokoh agama, politikus, para cendikiawan, pemuka masyarakat untuk saling mengingatkan masyarakat adanya ancaman virus corona.
“Sekali lagi, semua aturan yang dibuat tidak akan cukup kalau keinginan niat untuk mudik tinggi. Jadi saya kira yang paling penting. Artinya Indonesia bisa terhindar dari gelombang ketiga Covid-19 jika kesadaran masyarakat untuk tidak mudik sudah ada,” papar Rahmad.
Ditanya kemungkinan adanya masyarakat yang memang harus mudik karena ada hal yang mendesak disaat ada larangan untuk mudik tersebut, menurut Rahmad, yang paling penting itu bagaimana membedakan yang biasa dan yang urgent.
“Kalau ada saudara kita dalam kesusahan, katakanlah musibah, itu kan namanya penting, jadi perlu dibedakan. Ada saat-saat urgent yang mengharuskan seseorang untuk pulang kampung, itu kan juga penting. Tapi kembali lagi, saya kira perlu ada kesadaran dalam masyarakat. Kalau memang tidak penting-penting sekali tidak usah mudik. Tapi kalau memang mengharuskan pulang karena ada sesuatu hal yang mendesak, ya itu manusiawi,” tegas Rahmad.
Laporan: Muhammad Hafidh