KedaiPena.com – Tidak ada cara lain untuk menyelesaikan permasalahan sampah plastik dan sisa makanan, selain kolaborasi dan aksi nyata. Baik pemerintah maupun rakyat, harus secara bersama dan secara optimal untuk mengambil langkah nyata.
Anggota Komisi IV DPR RI, Fraksi Partai NasDem, Yessy Melania, menyatakan Indonesia yang kini sedang berjibaku dengan permasalahan sampah, membutuhkan kolaborasi dan aksi nyata untuk penyelesaiannya.
“Kolaborasi dan aksi nyata diperlukan untuk penanganan sampah kita. Dukungan seluruh pihak sangat diperlukan untuk menuntaskan masalah sisa makanan dan plastik, yang menjadi dua terbesar penyumbang sampah di Indonesia,” kata Yessy, dikutip Kamis (3/8/2023).
Ia menyatakan Indonesia sudah memiliki UU No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, namun, ia mempertanyakan efektivitas dari penerapan beleid tersebut.
“Harus saya katakan ini belum efektif dan maksimal penerapannya di masyarakat,” ujarnya.
Legislator dari Dapil Kalimantan Barat II (Sanggau, Sintang, Kapuas Hulu, Sekadau, dan Melawi) ini meminta kementerian/lembaga terkait duduk bersama untuk mengkaji ulang regulasi tersebut.
“Pengelolaan sampah di Indonesia perlu dipetakan kembali,” ujarnya lagi.
Selain masalah regulasi, lanjut Yessy, masalah anggaran juga menjadi krusial dalam penanganan sampah.
“Belum ada keberpihakan anggaran pada sektor ini, baik di pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Setiap daerah melalui APBD, mereka mengalokasikan untuk lingkungan hidup tidak lebih dari 0,5 persen dari anggaran mereka. Jadi bisa dibayangkan, dinas-dinas terkait di daerah itu, yang mengurusi masalah sampah, belum dijadikan dinas yang strategis, belum menjadi prioritas,” kata Yessy lebih lanjut.
Bahkan, ia mengungkapkan ada satu daerah yang tidak mempunyai anggaran untuk pengangkutan sampah.
“Mereka tidak punya anggaran hanya untuk beli minyak kendaraan pengangkut sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA). Betapa mirisnya melihat ini. Dukungan anggaran tidak ada, sementara tuntutan penanganan sampah ini besar,” tuturnya.
Selain dari sisi pemerintah, menurutnya, masyarakat juga harus disadarkan terkait permasalahan sampah. Kebiasaan atau habit masyarakat merupakan penyumbang terbanyak permasalahan pengelolaan sampah di Tanah Air.
“Dari pemilahan sampahnya saja kita tidak paham. Sementara, ini berdasar dari hulu sekali, dari masyarakat di dalam keluarga. Saya pikir kolaborasi dan aksi nyata itu perlu. Pendampingan secara masif di seluruh Indonesia juga diperlukan untuk penanganan sampah kita,” tuturnya lagi.
Lebih lanjut, Yessy juga mendorong agar concern terkait menjaga lingkungan bisa dimasukkan dalam kurikulum pendidikan. Mental dan karakter anak bangsa yang cinta akan lingkungan harus dibentuk sedini mungkin.
“Dan juga mungkin tokoh-tokoh agama perlu kita lakukan komunikasi terus-menerus. Bagaimanapun kita harus mendengungkan kembali bahwa kebersihan adalah cerminan dari iman,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa