KedaiPena.com – Maraknya kasus Anthrax di Gunungkidul, Yogyakarta, dinyatakan karena lemahnya pengawasan dan sosialisasi pemerintah. Sehingga untuk menyelesaikannya, bukan hanya dibutuhkan sumber daya manusia tapi juga anggaran untuk melaksanakan program.
Wakil Ketua DPRD Gunungkidul, Fraksi NasDem, Suharno meminta pemerintah untuk melakukan terobosan anggaran terkait wabah Anthrax yang terjadi di Gunungkidul, Yogyakarta.
“Kasus Anthrax ini bisa diselesaikan dengan adanya pengawasan dan sosialisasi. Yang artinya ada kebutuhan anggaran untuk menunjangnya. Disini pemerintah harus bisa melakukan terobosan, agar bisa mendapatkan anggaran,” kata Suharno, saat dihubungi, Jumat (7/7/2023) .
Ia menyebutkan sudah banyak terjadi kasus sapi mati karena anthrax di Gunungkidul, ditambah dengan korban meninggal karena memakan daging sapi yang terpapar anthrax.
“Oleh karena itu. Pemerintah Gunungkidul dengan adanya Dinas Peternakan yang berdiri sendiri mestinya fokus dengan peternakan. Data semua ternak, berapa jumlahnya, jika ada yang kena segera lingkunganya di cek,” ungkapnya.
Suharno menyebutkan bukan hanya anthrax yang perlu jadi perhatian dan penanganan pemerintah, juga kasus latolato.
“Jika anggaran di dinas tidak, mampu harusnya ada kerjasama dengan provinsi untuk mencari anggaran agar bisa menyelesaikan masalah,” ungkapnya lagi.
Ia menekankan bahwa kasus Anthrax ini adalah masalah serius, menyangkut keresahan masyarakat yang membutuhkan adanya sosialisasi dan ganti rugi pada pihak yang terkena musibah.
“Saya kira itu bukan kesalahan masyarakat, karena itu karena tidak paham. Itu kesalahan pemerintah, yang seharusnya memberikan sosialisasi tentang bahayanya anthrax. Apa gunanya bikin dinas baru. Mestinya dimaksimalkan dan kerjasama dengan kesehatan. Walaupun kepala dinas setiap ada kabar langsung turun tapi kalau tidak diimbangi anggaran ya pasti kacau,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa