KedaiPena.Com- Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR RI yang mengurusi energi mendukung penuh program pemerintah yang ingin membagikan 680 ribu penanak nasi listrik (PNL) atau rice cooker kepada masyarakat.
Hal itu disampaikan oleh Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Partai Golkar Dyah Roro Esti merespons rencana yang dinilai sebagai bagian dari diversifikasi energi bersih tepat.
“Tentunya mendukung program pemerintah apapun yang berdampak baik pada masyarakat. Terkhusus pembagian 680 ribu penanak nasi dan juga penghangat nasi listrik (rice cooker),” kata Roro Esti begitu ia karib disapa, Senin,(28/11/2022).
Roro Esti menambahkan bahwa keberadaan rice cooker atau penghangat nasi listrik tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat mengingat peralatan tersebut cukup simpel.
“Peralatan ini cukup simple mengingat tidak dibutuhkan perubahan daya listrik hingga peralatan masak lainnya,” pungkas Roro Esti.
Sebelumnya, kebijakan bagi-bagi rice cooker sendiri sedang dalam pembahasan. Hal itu disampaikan Subkoordinator Fasilitasi Hubungan Komersial Usaha Ketenagalistrikan, Direktorat Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM, Edy Pratiknyo dalam acara Forum Diskusi Publik, Jumat (25/11/2022).
“Ini baru pembahasan belum sampai di publish bantuan e-cocking atau penanak nasi listrik,” katanya.
Dalam paparannya disebutkan, bantuan penanak nasi listrik (BPNL) ini sebanyak 680.000 unit yang akan disalurkan ke seluruh Indonesia melalui APBN Kementerian ESDM 2023.
Disebutkan juga tidak diperlukan penambahan daya dan nilai paket program ini sebesar Rp 500.000 per keluarga penerima manfaat (KPM). Penerima bantuan ini akan mengacu data dari Kementerian Sosial (Kemensos).
“Terkait bantuan program penanak nasi, di mana rencana sebanyak 680 ribu unit penanak nasi yang disalurkan ke masyarakat, yang KPM tadi, kelompok penerima manfaat. Tentunya acuannya ke data dari Kementerian Sosial,” jelasnya.
Tujuan dari program ini yakni mendukung pemanfaatan energi bersih, meningkatkan konsumsi listrik per kapita (e-cocking) dan penghematan biaya memasak bagi masyarakat.
Laporan: Muhammad Hafidh