KedaiPena.Com- Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi khususnya solar terjadi disejumlah daerah di Indonesia. Kelangkaan terjadi, pasca kenaikan harga BBM pertalite dan solar yang diterapkan beberapa waktu lalu.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR RI Ahmad Najib Qodratullah mengungkapkan, kelangkaan BBM subsidi khususnya solar terjadi di beberapa daerah termasuk Bandung, Jawa Barat (Jabar).
“Beberapa daerah termasuk Bandung,” kata Najib, Rabu,(14/9/2022).
Najib berharap agar, pemerintah memperbaiki alur distribusi BBM khususnya solar dan pertalite. Bagi Legislator asal Jabar ini hal tersebut sangat penting.
“Sebetulnya alur distribusi diperbaiki,” papar Najib.
Najib juga khawatir, harga solar yang murah dibandingkan negara lain dapat menjadi celah penyelewengan. “Perlu diketahui bahwa harga solar yang murah dibanding negara lain bisa jadi celah penyelewengan,” imbuh Najib.
Najib menegaskan, pemerintah juga perlu mencegah dan mengantisipasi oknum penimbum solar.
“Harga solar yang cukup jauh juga perlu diantisipasi dari para penimbun dan lain-lain,” tanda Najib.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta juga melayangkan surat kepada Pertamina agar para nelayan bisa mengambil solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Harapannya surat itu juga bisa tembus ke Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas agar segera tereksekusi.
Jepara alami kekosongan solar di SPBN (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Nelayan) Jepara. Kebanyakan nelayan termasuk Jepara utara menyerbu di SPBN Jepara tengah yakni di Ujungbatu. Sehingga jumlah solar tidak mencukupi. Kondisi SPBN lain seperti Mlonggo belum beroperasi karena rusak.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari komunitas nelayan, pengantre itu dari Donorojo dan Mlonggo. Mereka rela datang hingga ke SPBN tapi sesampai di SPBN, solar kosong.
“Surat itu berisi permohonan agar nelayan dan petani bisa mengakses solar di SPBU,” jelas Edy kepada wartawan setelah mengadakan rapat internal mengenai antisipasi kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) di ruang Command Center beberapa waktu lalu.
Laporan: Muhammad Hafidh