KedaiPena.Com – Masih banyaknya keluhan masyarakat akan sulitnya akses terhadap layanan rujukan, seperti, saat perubahan dari kepesertaan mandiri ke PBI dan jenis biaya kesehatan yang belum dicover layanan rujukan BPJS menjadi perhatian dari Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher.
Hal tersebut disampaikan Anggota DPR RI Komisi IX Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Netty Prasetiyani Aher dalam acara Sosialisasi Gerakan Masyarakat Sehat atau GERMAS beberapa waktu lalu.
“Masih banyak ditemukan kendala penggunaan BPJS yang menyulitkan mayarakat seperti rumitnya administrasi birokrasi. Selain itu, banyak juga keluhan RS yang klaim pembiayaan kesehatannya belum dibayarkan oleh pihak BPJS,” kata Netty, Senin, (22/8/2022).
Oleh karena itu, Netty meminta masyarakat agar membantu pemerintah dengan tindakan preventif dan menjaga kesehatan.
“Layanan kesehatan memang tanggung jawab pemerintah. Dengan jumlah penduduk yang besar, biaya kesehatan pun sangat tinggi. Bantu pemerintah dengan menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit. Ini merupakan tugas pokok dari setiap individu,” ujarnya.
“Penyakit itu timbul akibat keacuhan dan ketidakpedulian. Meskipun pelayanan kesehatan baik, jika upaya pencegahan mandiri kurang, maka kondisi kesehatan masyarakat tidak akan berubah,” tambah Netty.
Menurut Netty, masih banyak masalah kesehatan yang menjadi PR hari ini.
“Seperti, stunting, yang bukan hanya soal gagal tumbuh dan kurang gizi saja, namun juga memiliki dampak besar pada taraf intelektual dan daya berpikir anak,” tegas dia.
Dengan demikian, menurut Netty, kesadaran hidup sehat perlu disosialisasikan dengan masif guna menjaga kesehatan.
“Salah satunya melalui tujuh langkah germas yaitu; melakukan aktivitas fisik, konsumsi sayur dan buah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, periksa kesehatan secara rutin, menjaga kebersihan, dan menggunakan jamban sehat,” paparnya.
Dengan demikian, tegas Netty, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dalam memerangi segala macam penyakit.
“Butuh aksi nyata bahwa pemerintah berupaya merealisasikan layanan kesehatan yang transformatif. Kondisi layanan kesehatan primer maupun layanan rujukan saat ini masih belum optimal dalam melayani masyarakat,” tandas Netty.
Laporan: Tim Kedai Pena