KedaiPena.Com- Sentra vaksinasi diharapkan tidak menjadi klaster penularan kasus covid-19. Pasalnya, hingga saat ini terlihat kerumunan dan pengabaian prokes di beberapa sentra vaksinasi yang berpotensi terjadinya penularan.
Demikian disampaikan oleh Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher saat bekerja sama dengan Persatuan Umat Islam dan PT Migas Hulu Jabar menggelar vaksinasi gratis untuk masyarakat
Vaksinasi dilakukan selama tiga hari, yaitu Jumat (30/7), Senin (2/8) dan Rabu (4/8) di Edelweis Hospital, Bandung. Selain di Bandung, rencananya kegiatan serupa akan dilakukan di Depok, Bogor, Bekasi dan beberapa daerah lainnya.
“Pemerintah harus memastikan SOP penyelenggaraan vaksinasi berjalan dengan baik. Jangan karena mengejar target suntikan, kemudian mengabaikan prokes,” terangnya, Selasa, (3/8/2021).
Tokoh perempuan Jawa Barat ini juga berharap penyelenggaraan vaksinasi ini dapat membantu realisasi vaksinasi 5 juta dosis per hari sebagaimana target pemerintah.
“Janji pemerintah melakukan lima juta dosis perhari akan cepat tercapai jika menggandeng banyak elemen masyarakat. Pemerintah punya vaksin, namun ada kendala keterbatasan vaksinator dan kemampuan mobilisasi warga. Ini dapat diatasi melalui kolaborasi,” katanya.
Oleh karena itu, kata Netty, pemerintah harus melakukan evaluasi komprehensif terkait capaian vaksinasi nasional.
“Lakukan evaluasi menyeluruh dan temukan faktor penyebabnya. Jangan ragu menggandeng elemen masyarakat. Singkirkan dulu soal koalisi atau oposisi. Fokus utama adalah memperjuangkan keselamatan rakyat,” papar Netty.
Nettu menegaskan, layanan vaksinasi bagi masyarakat ini merupakan upaya membantu pemerintah mengakselerasi program vaksinasi.
“Harapannya, misi herd immunity segera tercapai,” tegas Netty.
Layanan vaksinasi dilangsungkan dengan protokol kesehatan ketat. Para vaksinator menggunakan APD standar, sedangkan panitia serta calon penerima vaksin wajib menjalankan prokes 3 M.
“Vaksinasi adalah upaya membentuk kekebalan komunitas. Tentunya kita tidak ingin kegiatan ini justru menjadi klaster penularan Covid-19 karena longgarnya prokes,” pungkas Netty.
Laporan: Muhammad Hafidh