KedaiPena.Com– Bank Syariah Indonesia (BSI) mencatatkan kinerja yang lebih baik dibandingkan industri perbankan. Hal ini tercermin dari pertumbuhan aset yang mencapai 12,88 persen, kredit yang tumbuh sebesar 13,99 persen, hingga Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat tumbuh 13,78 persen.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin mendorong BSI menjadi motor pengembangan keuangan syariah. Puteri sapaanya juga menyoroti kualitas kredit yang juga terjaga dengan Non Performing Loan (NPL) sebesar 2,88 persen.
“Ekonomi dan keuangan syariah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dikembangkan secara parsial. Karena ekonomi syariah tidak dapat berkembang secara optimal tanpa dukungan sektor keuangan. Begitupun, sektor keuangan tidak akan tumbuh tanpa permintaan sektor riil. Oleh karenanya, BSI sebagai Bank Syariah terbesar di Indonesia memiliki tugas besar untuk menjadi motor pengembangan keuangan syariah,” jelas Puteri dalam keterangan tertulis, Kamis,(29/9/2022).
Puteri mengungkap selama ini pangsa pasar keuangan syariah di Indonesia masih rendah, yaitu hanya di kisaran 10,19 persen. Sedangkan, pangsa pasar perbankan syariah juga masih tertahan di level 6,52 persen. Posisi ini masih jauh dibandingkan negara lain, seperti Malaysia, yang sudah mencapai 30 persen.
“Padahal, kita memiliki modal berharga sebagai negara dengan umat muslim terbesar di dunia. Potensi strategis ini sekaligus menjadi tantangan bagi Indonesia agar tidak hanya sekedar menjadi target pasar melainkan juga mampu menjadi pemain utama dalam industri halal global. Maka, BSI harus ambil bagian terbesar dalam mengembangkan ekosistem keuangan syariah yang terintegrasi dengan halal value chain,” ujar Puteri.
Lebih lanjut, Puteri berpesan kepada BSI untuk terus mengembangkan produk dan layanan syariah sebagai bentuk diferensiasi model bisnis di industri perbankan, sekaligus menangkap kebutuhan pasar saat ini.
“Produk yang unik dan inovatif tentu harapannya menjadi identitas tersendiri bagi BSI sekaligus menjadi pilihan utama bagi masyarakat,” ucap Puteri.
Ketua Bidang Keuangan dan Pasar Modal DPP Partai Golkar ini menekankan kepada BSI untuk meningkatkan tingkat inklusi dan literasi keuangan syariah. Ini lantaran tingkat inklusi keuangan syariah hanya 9,1 persen dan literasi keuangan syariah baru 8,93 persen. Capaian ini masih rendah dibandingkan tingkat inklusi dan literasi keuangan konvensional.
“Pengenalan terhadap produk dan layanan keuangan syariah perlu dilakukan secara masif dan berkala, juga disesuaikan dengan karakteristik masyarakat. Misalkan, kalangan milenial seperti saya ini tentu strategi pendekatan promosinya juga harus berbeda. Untuk itu, BSI perlu terus sosialisasikan bank syariah kepada masyarakat. Karena memang masih banyak masyarakat kita yang belum mengenal dan mengerti sistem syariah yang dikembangkan BSI,” tutup Puteri.
Laporan: Muhammad Hafidh