KedaiPena.Com – Perubahan peran dan fungsi Badan Urusan Logistik (Bulog) saat ini dinilai belum dirasakan oleh masyarakat. Pasalnya, saat ini Bulog hanya memiliki kewenangan sebagai buffer stock beras saja.
Hal itu disampaikan oleh Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Demokrat, Nur’aeni seusai melakukan sidak di Perum Bulog Cabang Serang, kemarin.
“Kehadiran negara melakukan stabilisasi harga bahan pokok dirasakan masih kurang,” ucap Nur’aeni, Selasa, (4/1/2022).
Nur’aeni memandang, saat ini pemerintah cenderung membiarkan mekanisme dan menyerahkan urusan harga kepada hukum pasar.
“Kalau Bulog tidak diberikan kewenangan, kira- kira siapa yang akan berwenang untuk stabilisasi harga bahan pangan pokok, ini kan jadi terlalu over di pasar itu seolah olah tidak nampak kehadiran negara untuk bisa melakukan stabilisasi harga sembako,” katanya.
Ia juga mengatakan, seharusnya Bulog dapat hadir dalam disaat harga bahan pokok pangan mengalami kenaikan sebagai perwakilan negara.
“Melihat harga di pasar melonjak tinggi tapi Bulog dibatasi peran dan fungsinya hanya stok beras saja, jadi saya melihat negara tidak hadir dong, ini mau arahnya seperti apa,” jelasnya.
Sebagai BUMN, kata dia, Bulog juga seharusnya hadir di tengah-tengah masyarakat untuk melakukan operasi pasar atau mengimbangi.
“Di pasar jual sekian, di Bulog dijual dengan harga yang bersaing atau turun dari itu, ada subsidi kearah sana,” sambungnya.
Ia mengaku, kerap mendorong bagaimana fungsi dan peranan Bulog dapat dikembalikan seperti dulu. Ia berharap adanya Badan Pangan Nasional dapat melakukan sinergi dengan Bulog.
“Jangan sampai ada double fungsi, BUMN punya Bulog dan ada Badan Pangan Nasional juga muncul. Kalau menurut saya Badan Pangan Nasional tentu harus sinergi dengan Bulog, misalnya Badan Pangan Nasional mengelola hal apanya, kalau Bulog lebih kepada mungkin jenis sembako, stabilisasi ada disini sebagai buffer stock,” imbuhnya.
Ia juga meminta, pemerintah daerah dapat memberikan ruang kepada Bulog yang ada di daerah, dan dapat bersinergi dari program yang ada.
“Bisa melakukan kerjasama bersinergi agar stok stok beras yang ada bisa pemerintah daerah menyerap itu untuk kebutuhan daerah, dan plat merah ini (Bulog, red) memberikan kesempatan kepada petani lokal untuk dibeli gabah kering, sehingga recycle tetap berjalan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Cabang Bulog Serang Budi Indrawan mengaku kerap mendapatkan keluhan dari masyarakat atau kelompok setiap ada kenaikan harga bahan pokok.
“Kemarin jagung kita juga ada keluhan dari peternak tapi kita sampaikan itu bukan komoditi yang kami stabilkan. Terus kedelai beberapa waktu lalu, Teman-teman dari kopti juga datang ke Bulog terkait harga kedelai yang tinggi, kebutuhan peternakan tinggi kebutuhan konsumsi juga tinggi, minta di bantu oleh Bulog. Kalau kami pada prinsipnya siap membantu selama penugasan pemerintah itu ada,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, pihaknya berfokus pada peran sebagai buffer stock beras. Namun, kata dia, untuk komoditi lainnya, pihaknya menggunakan skema komersial.
“Komoditi lain ada tapi kami jual dengan skema komersial seperti jual beli biasa jadi dengan harga normal tapi biasanya lebih rendah dari harga pasar,” pungkasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi