KedaiPena.Com- Anggota Komisi III DPRD Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Fraksi Partai Demokrat Wawan Syakir meminta, Pemkot segera mengurus keluhan dari para pedagang pasar Ciputat yang harus membayar biaya sewa dua kali.
Padahal, kata Wawan begitu ia disapa, biaya sewa tempat di Plaza Ciputat yang sebelumnya telah dibayarkan Pemkot Tangse pimpinan Airin Rachmy Diany melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag).
“Kan gini pemkot itu membayar sewa tempat di plaza ciputat sebesar 1 miliar, sesuai yang disampaikan oleh Disperindag, tapi kan listrik dan lainnya harus bayar. Mungkin itu yang ditarik. Ketika direlokasi itu ditanggung oleh pemerintah 1 miliar, tapi kalau listrik ya wajar kalau bayar,” papar Wawan, Kamis, (11/3/2021).
Wawan mengakui, bahwa hingga kini, DPRD Kota Tangsel belum menerima Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Pemkot Tangsel dengan pengelola Plaza Ciputat.
“Secara teknis tentunya kita tidak mengetahui betul, tetapi secara prinsipil pernah kita tanyakan kemana relokasi ini,” imbuhnya.
Wawan menjelaskan, bahwa DPRD Kota Tangsel telah memberikan dua usul kepada Pemkot Tangsel.
“Ada dua strategi yang saya usulkan kepada pemkot pertama yakni untuk Dinas Bangunan (Disbang) yaitu percepatan pembangunan tahap 2 dan pengoptimalan gedung B yang telah selesai bisa tidak digunakan secapat mungkin,” terangnya.
Sedang yang kedua, tegas Wawan, dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), ada stimulus apa yang bisa membuat para pedagang direlokasi agar pendapatannya meningkat.
“Begitu pun yang saya dorong dan saya tanyakan ke Disperindag,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan Adi Siswati, 62. Pria yang sudah 35 tahun berjualan ayam di pasar Ciputat merasa berat dengan biaya sewa di Plaza Ciputat.
“Saya sudah dikasih tempat di lantai paling bawah, ayam kan paling bawah. Katanya sebulan Rp300 ribu dan uang listrik sehari Rp2.000. Kalau di sini mah murah, enggak bayar cuma Rp35 ribu per bulan,” kata Adi kepada awak media, Senin, (31/8/2020).
Kendati demikian, sebagai pedagang ia hanya bisa pasrah. Ia pun akhirnya menerima program pemerintah untuk peremajaan pasar tempatnya mengais rezeki.
“Ya saya nerimalah, pasar ini punya pemerintah,” imbuhnya.
Laporan: Sulistyawan