KedaiPena.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memberikan peringatan kepada Co-Captain Timnas AMIN Thomas Lembong atau Tom Lembong atas pernyataannya, terkait anjloknya harga nikel dunia yang dinilai akibat dari suplai Indonesia melalui hilirisasi yang ugal-ugalan.
Mengutip pernyataan Luhut di akun Instagram resminya pada Rabu malam (24/1/2024), data selama 10 tahun terakhir, harga nikel dunia mencapai 15.000 Dollar Amerika per ton. Sementara pada periode 2014 – 2019 dalam periode hilirisasi harga rata-rata nikel itu hanya 12.000 Dollar Amerika per ton.
“Jadi saya gak ngerti bagaimana Tom Lembong memberikan statemen seperti itu. Bagaimana anda memberikan advice bohong kepada calon pemimpin yang anda dukung, saya sedih lihat anda di situ artinya intelektualitas anda itu menurut saya jadi diragukan. Oke mungkin anda betul seorang intelektual, tapi karakter anda itu menurut saya gak bagus,” kata Luhut, ditulis Kamis (25/1/2024).
Ia menyatakan dampak harga nikel terhadap perekonomian sejatinya cukup besar. Oleh karena itu, Luhut memberikan peringatan kepada Tom Lembong bahwa hal yang disampaikan harus dimengerti karena itu berbahaya.
“Tom harus ngerti itu sangat berbahaya, kita belajar dari kasus cobalt tiga tahun lalu, harganya begitu tinggi orang akhirnya mencari bentuk baterai lain itu salah satu pemicu lahirnya lithium-ferro-Phosphate (LFP) itu,” ujarnya.
Maka, kata Luhut, akan sangat berbahaya juga harga nikel terlalu tinggi. Sebab, orang-orang akan mencari alternatif lain seperti karena tekonologi berkembang sangat cepat.
“Oleh karena itu kita cari keseimbangan benar supaya betul-betul barang kita ini tetap masih dibutuhkan sampai beberapa belas tahun yang akan datang. Kita gak tahu berapa tahun tapi ingat tihium battery itu bisa recycling sedangkan LFP itu tidak bisa recycling sampai hari ini,” ujarnya lagi.
Luhut pun menitipkan pesan kepada Tom Lembong, meskipun Tom tidak lagi ada dalam lingkaran pemerintah, Luhut meminta kepada Tom untuk tidak menceritakan yang tidak baik.
“Ceritakanlah memang apa yang bagus, pernah kita inflasi di bawah 3 persen? Kan baru sekarang. Pernah 44 bulan kita surplus ekspor? Kan baru sekarang. Apa itu, ya hiliirisasi. Kita bisa maintain masih growth 5 persen di tengah keadaan ekonomi dunia begini dan kita masih berupaya di atas 5 persenan, mungkin 6 persen pada tahun kedepan dan seterusnya sampai 2030. Kita berharap masih trajectory, kita bisa tadi income per kapita 10.000 Dollar Amerika, dan kita masih berharap dan yakin untuk bisa besaran GDP kita 3 triliunan Dollar Amerika atau lebih. Jadi downstreaming kita akan membuat Indonesia lebih bagus,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa