KedaiPena.Com – Puasa di bulan Ramadhan 1437 Hijriyah tahun 2016 sudah di depan mata. Berbagai persiapan sudah dilakukan menyambut bulan penuh kesucian bagi umat Muslim itu.
Bagi masyarakat pesisir, khususnya di Kota Sibolga dan Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, penyambutan bulan Puasa tak pernah luput dari sebuah tradisi, yakni tradisi Balimau-limau.
Bagi kalangan pedagang yang memanfaatkan moment itu dengan menjual air Limau, tradisi Balimau-limau menjadi berkah tersendiri. Air Limau yang dijual laris manis.
“Lumayan lah bang, sampai siang ini, laku 45 botol,” ujar Br. Hutagagalung, pedagang di pusat pasar Sibolga kepada KedaiPena.Com, Sabtu (4/6).
Br. Hutagalung menuturkan, per botolnya, air Limau itu ia jual dengan harga terjangkau, hanya Rp5 ribu saja. Sementara itu, jika hanya membeli bahan ramuan Limau saja, per ikatnya, ia menjual Rp2.500.
“Kalau sudah jadi kan tinggal pakai saja, makanya lebih mahal,” kata Br. Hutagalung.
Ia mengaku, menjual Limau hanyalah sampingan saja, dan hanya pada waktu sehari sebelum tradisi itu digelar masyarakat khususnya di Kota Sibolga dan Tapanuli Tengah.
Diketahui, tradisi Balimau-limau, meski bukanlah sesuatu yang sakral dan diwajibkan, namun telah menjadi tradisi yang turun temurun dan terus bertahan di kalangan masyarakat Muslim pesisir pantai barat Sumut itu.
Balimau-limau dilakukan sehari sebelum Puasa dimulai. Tradisi ini dengan mandi dengan bahan ramuan khusus yang disebut dengan ‘Limau’.
Biasanya, mandi yang dimaksudkan adalah dengan mendatangi areal pemandian-pemandian umum, seperti sungai. Tradisi ini dipercaya sebagai moment membersihkan diri sebelum memulai ibadah puasa.
(Dom)