KedaiPena.Com – Hari ini, 29 Mei, tepat 66 Tahun yang lalu, puncak tertinggi di dunia “Mount Everest” berhasil dijejaki untuk pertama kalinya oleh Sir Edmund Hillary & Tenzing Norgay.
Pencapaian tersebut menjadi tonggak dimulai kegiatan pencapaian puncak-puncak gunung tinggi dunia & awal pariwisata gunung, di Nepal pada khususnya.
Dalam rangka memperingati hal tersebut, telah di-‘launching‘ sebuah perayaan Hari Pariwisata Gunung Internasional atau “International Mountain Tourism Day”.
Acara tersebut dilaksanakan pada 29 Mei 2019, di Yak & Yeti Hotel Khatmandu, Nepal. Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjasama International Mountain Tourism Alliance (IMTA), Guizhou Provincial People’s Government, Nepal Tourism Board (NTB) & Nepal Association Of Tour & Travel Agents (NATTA).
Hadir dalam acara ini, lebih dari 120 orang peserta dari 20 negara. Launching Perayaan Hari Pariwisata Gunung Internasional ini ditandai dengan “pengguntingan pita” yang dipimpin oleh Pimpinan NATTA, NTB dan IMTA, selain itu dalam ‘opening ceremony‘ ditampilkan juga beragam budaya tarian khas dari Nepal.
Sekretaris Jenderal IMTA, dalam sambutannya menjelaskan tema kegiatan ini yaitu “Ecology, Green, Science & Technology Lead The High Quality Development of Mountain Tourism”.
“Melalui tema tersebut kita akan memfokuskan peluang, tantangan dan tren yang dihadapi oleh pengembangan pariwisata gunung, pariwisata khusus di sekitar Himalaya dan perkembangan positif dari industri pariwisata gunung di seluruh dunia,” kata dia.
Beberapa hal yang akan menjadi perhatian, sambung dia, adalah bagaimana menggunakan sumber daya pariwisata gunung secara efektif dan berkelanjutan. Ini harus dilakukan untuk mengurangi kemiskinan di daerah pegunungan yang terbelakang, memastikan keselamatan dan penyelamatan pariwisata gunung, melindungi ekologi gunung.
“Selain itu, juga harus memahami dampak perubahan global pada pariwisata gunung dan menghasilkan langkah-langkah penanggulangan yang relevan, sehingga hal tersebut dapat menjadi masa depan baru bagi pengembangan pariwisata gunung yang berkualitas tinggi,” papar dia.
Pada kesempatan ini, Indonesia mendapat kehormatan untuk menjadi salah satu delegasi yang dipersilahkan memberikan informasinya mengenai perkembangan industri pariwisata gunung.
Hadir mewakili Indonesia, Kepala Bidang Wisata Petualangan Kementerian Pariwisata Kusnoto & Tim Percepatan Wisata Petualangan Indonesia. Adapun presentasi dari delegasi Indonesia disampaikan oleh Rahman Mukhlis selaku Wakil Ketua Tim Percepatan Wisata Petualangan.
Rahman menjelaskan tentang potensi destinasi pariwisata gunung, pengembangan SDM pemandu wisata gunung berbasis kompetensi dan peran ‘stakeholder‘ terkait dalam industri pariwisata gunung di Indonesia.
Menurut Rahman, Indonesia adalah surga wisata petualangan mendaki gunung, karena memiliki potensi keindahan alam, keanekaragaman hayati dan budaya.
“Potensi ini tersebar dari Sabang sampai Merauke, dari kawasan hutan tropis, jajaran pegunungan berapi dan bahkan sampai puncak gunung bersalju yang mana hal tersebut menjadi daya tarik wisatawan pendaki gunung domestik dan mancanegara,” sambung Sekretaris Jenderal Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia.
Dalam akhir presentasinya, Rahman mengucapkan terima kasih kepada penyelenggara atas inisiasinya mengadakan forum internasional ini dan turut mengundang Indonesia. Ia pun menambahkan bahwa para ‘stakeholder‘ pariwisata gunung di Indonesia siap mendukung dan bekerja sama dengan pihak lain dalam forum internasional.
“Demi mewujudkan aktivitas pariwisata gunung yang lebih baik dan bermanfaat untuk dunia, ‘mountain tourism for a better world’,” jelasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi