KedaiPena.Com – Ketua Delegasi DPR RI Fadli Zon, menyampaikan pidato dalam Konferensi Uni Parlemen Negara-Negara anggota OKI (Parliamentary Union of the OIC Member States, PUIC) di Teheran, Iran.
Sesi pidato para ketua delegasi negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) itu digelar sesudah konferensi dibuka oleh Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani dengan didampingi oleh Ketua Parlemen Iran Ali Larijani.
Dalam kesempatan tersebut Wakil Ketua DPR RI ini juga memaparkan sejumlah permasalahan dunia Islam disinggung. Fadli dengan tegas menyebutkan rasa duka dan belasungkawa sebesar-besarnya kepada pemerintah dan rakyat Iran atas kecelakaan kapal tanker Iran di Laut Cina Timur pekan lalu.
“Sebagai salah satu negara sahabat, saya juga menyampaikan bahwa kehadiran delegasi Indonesia dalam Konferensi PUIC adalah bentuk dukungan kepada pemerintah Iran untuk menjaga stabilitas nasionalnya dan menolak dengan keras segala upaya intervensi asing yang dapat melanggar kedaulatan Iran. Kami percaya bahwa Iran akan mampu menangani situasi dengan lancar dan damai,” ujar Fadli dalam keterangan kepada KedaiPena.Com, Kamis (18/1/2018).
Selain itu, Fadli menjelaskan, bahwa isu penting yang sejak awal diangkat oleh delegasi parlemen Indonesia adalah tentang bagaimana memperkuat PUIC. Mustahil PUIC bisa menjadi organisasi yang kuat dan berpengaruh jika negara-negara Muslim sendiri terlibat dalam konflik dan perpecahan.
“Kita selama ini kesulitan membela Palestina, misalnya. Atau suara dunia Islam selalu disepelekan Amerika dan Israel, karena kita sendiri memang tercerai-berai, terpecah belah. Negara-negara Muslim harus menyadari hal ini dan mulai berbenah,” tegas Fadli.
Selain soal persatuan, Fadli juga mengutarakan pentingnya negara-negara Muslim untuk memerangi kemiskinan. Setengah dari kemiskinan global berada di dunia Islam, sementara populasi Muslim adalah 24 persen dari total populasi global.
Fadli pun mengaku khawatir, meningkatnya kemiskinan di negara-negara Islam akan berkontribusi terhadap meningkatnya radikalisme dan terorisme. Fadli menilai dibelakang isu terorisme dan radikalisme, memang tersembunyi isu kemiskinan dan kesenjangan.
“Indonesia juga mengajak kepada negara-negara Muslim untuk menunjukkan solidaritas kepada komunitas Muslim yang teraniaya, seperti yang dialami oleh Muslim Rohingya. Kasus Rohingya adalah tragedi kemanusiaan terburuk sepanjang tahun 2017,” ungkap Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini.
Laporan: Muhammad Hafidh