KedaiPena.Com – Komodo Bond, obligasi global berdenominasi rupiah milik PT Jasa Marga (Persero) Tbk resmi tercatat (listed) di London Stock Exchange (LSE) pada Rabu (13/12) pukul 08.00 waktu setempat.
Dalam keterangan yang diterima KedaiPena.Com, Jumat (15/12), permintaan terhadap Komodo Bond tercatat mengalami kelebihan (oversubscribed) mendekati empat kali, yang sekaligus menjadi tonggak sejarah baru bagi pasar modal Indonesia.
Pencatatan Perdana Komodo Bond dihadiri Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani, CEO LSE Nikhil Rathi, Menteri Negara Urusan Luar Negeri dan Persemakmuran Mark Field.
Turut hadir pula Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Achmad Baiquni, Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Sofyan Basir, serta jajaran Direksi BUMN terkait.
Menteri BUMN Rini mengungkapkan, infrastruktur merupakan salah satu sektor dengan peluang investasi yang menarik di Indonesia dan para investor tentunya akan mendapatkan keuntungan dengan berinvetasi di sektor tersebut.
Komodo Bond, kata Rini, juga memungkinkan para investor asing untuk mendiversifikasi protofilionya terutama dalam proyek-proyek infrastruktur dengan kualitas tinggi.
“Investor juga mendapatkan akses ke mata uang lokal dan hal ini memungkinkan mereka untuk mendapatkan tingkat pengembalian lebih tinggi dibandingkan dengan USD Bonds,” jelas Rini.
Kemudian, Rini juga menjelaskan di tengah kebutuhan pendanaan investasi yang sangat besar, penerbitan Komodo Bond merupakan sumber alternatif pendanaan terbaik bagi Jasa Marga.
“Tingginya partisipasi dari investor global tidak hanya menunjukkan kepercayaan investor terhadap Indonesia, tetapi juga keyakinan mereka terhadap Jasa Marga,” tutur Rini.
Dalam kesempatan yang sama, Desy mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik partisipasi investor global dalam pencatatan perdana Komodo Bond ini.
Transaksi ini tidak hanya menjadi milestone penting bagi Jasa Marga tetapi juga merupakan langkah maju yang signifikan dalam membuka jalan bagi perusahaan Indonesia lainnya untuk opsi pembiayaan serupa.
“Dengan rekor utang perusahaan yang bagus dan karakteristik pendapatan yang stabil, Jasa Marga berhasil memperoleh minat investor yang tinggi bahkan sebelum transaksi diumumkan,” beber dia.
Pencatatan Obligasi di bursa global seperti LSE, lanjut Desy, juga memungkinkan Jasa Marga untuk mendiversifikasi sumber pendanaan yang dimiliki sebelumnya perseroan masuk ke pasar dalam negeri melalui penerbitan sekuritisasi berupa Kontrak Investasi Kolektif – Efek Beragun Aset (KIK-EBA).
“Penerbitan project bond awal tahun ini, yang juga merupakan yang pertama di pasar modal Indonesia,†ungkapnya.
Laporan: Muhammad Hafidh