KedaiPena.Com- Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Din Syamsuddin mendesak agar kerusakan dunia yang bersifat akumulatif dewasa ini dan membawa ketakteraturan atau disorder hingga ketidakpastian harus segera ditanggulangi secara bersama. Din mengakui sejak berakhirnya perang dingin situasi dunia sedang tidak baik-baik saja.
Demikian ditegaskan eks Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Din Syamsuddin dalam pengantarnya sebagai moderator pada Konperensi Internasional oleh Komunitas Sant’ Egidio tentang Tekad Menciptakan Perdamaian atau The Audacity of Peace, di Berlin, 10-12 September 2023. Konperensi dihadiri 500 peserta tokoh berbagai agama, ilmuwan, dan aktifis perdamaian dari berbagai negara.
“Terjadi seratus lebih konflik bersenjata di berbagai belahan dunia, baik atas dasar komunalisme, etnik-kebangsaan, keagamaan, perjuangan memerdekakan diri, maupun atas dasar kepentingan ekonomi dan politik,” ungkap Din dalam keterangan tertulis, Rabu,(13/9/2023).
Atas dasar itu, Professor Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta ini mengajak, agar umat berbagai agama harus bersatu padu bahu membahu mengatasi ketiadaan perdamaian. Dalam kaitan ini, lanjut Ketua Poros Dunia Wasatiyyat Islam, dialog antar umat berbagai agama harus ditingkatkan.
“Namun, dialog itu memerlukan paradigma baru, yaitu dialog berasaskan kejernihan, keterbukaan, keterusterangan, dan untuk memecahkan masalah. Untuk itu, lanjut Ketua Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations/CDCC ini, diperlukan kolaborasi semua pihak, termasuk penentu kebijakan, ilmuwan, dan aktifis sosial,” papar Din.
Pada sesi yang sama, tampil Yenni Zannuba Wahid, yang menjelaskan tentang pengalaman Indonesia dalam mengembangkan koeksistensi dan toleransi di antara pemeluk berbagai agama.
Dengan cara demikian, kata puteri Mantan Presiden Abdurrahman Wahid ini, bangsa Indonesia yg majemuk atas dasar agama, suku, bahasa dan budaya dapat hidup secara damai mewujudkan cita-cita bersama.
Senada, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Abdul Mu’ti yang tampil sebagai pembicara pada sesi lain tentang Seni Hidup Bersama di Dunia Runtuh (The Art of Living Together in a Shatterred World) mendapat respons positif dari audiens.
Menurut Guru Besar UIN Jakarta ini, hidup bersama di alam kemajemukan memerlukan seni, dan seni itu dapat menyelamatkan manusia di tengah dunia yang porak poranda.
Diketahui, Konperensi Tahunan Komunitas Sant’ Egidio ini sangat bergengsi, selain dihadiri oleh ratusan tokoh teras agama-agama dunia, juga menampilkan tema-tema menarik dan relevan dengan situasi peradaban manusia masa kini.
Dari Indonesia, selain Din Syamsuddin, juga hadir Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Abdul Mu’ti, dan Direktur The Wahid Institute Yenni Zannuba Wahid, yang masing-masing tampil pada sesi berbeda.
Pada Pembukaan Konperensi yang dihadiri 2000an peserta, tampil menyampaikan pidato kunci antara lain Presiden Federasi Jerman Frank Walter Steinmeier, Syaikh Al-Azhar Prof. Dr. Ahmad Al-Tayeb, Presiden Republik Guinea Bissai Umaro El-Mokhtar Embaliz.
Laporan: Tim Kedai Pena