KedaiPena.Com – Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah melakukan pertemuan dan berdialog dengan masyarakat Indonesia yang berada di Arab Saudi di Wisma KBRI Riyadh, Rabu (21/12). Hal itu melengkapi agenda kunjungan kerjanya di Riyadh, Arab Saudi, delegasi DPR RI yang dipimpin.
Delegasi DPR RI yang melakukan kunker ke Riyadh antara lain, Fahri Hamzah (pimpinan), Henry Yosodiningrat (F-PDIP), Muhammad Syafrudin (F-PAN), Nurhasan Zaidi (F-PKS) dan Teuku Taufiqulhadi (F-NasDem). Delegasi DPR RI didampingi Duta Besar Indonesia untuk Riyadh Agus Maftuh Abegebril, selaku tuan rumah.
Fahri mengungkapkan cerita soal perjalanan ke negeri minyak tersebut. Fahri mengatakan setiap kali bertemu warga negara Indonesia di luar negeri, dirinya selalu ingin memberikan atau membuat catatan optimis kepada bangsa Indonesia.
Fahri mengutarakan hal tersebut lantaran apa yang diputuskan secara nasional, mengambil jalan diplomasi melalui transisi demokrasi.
“Memang tidak bisa dipungkiri, dalam setiap mengampil keputusan, pastinya melalui pergolakan. Tapi tentunya, pergolakan yang positif atau keputusan yang benar yang tidak boleh disesali,” katanya dalam keterangan yang diterima KedaiPena.Com, ditulis Jumat (21/12).
Fahri pun mengaku tidak dapat membayangkan bila dulu bangsa Indonesia tidak mengambil jalan itu, bisa lain ceritanya. Indonesia bisa mengalami kesulitan beradaptasi dengan dunia ini.
“Yang cukup mendebarkan, karena negara kita terlalu beragam, kalau kita bandingkan negara kita dengan Saudi ini, sulit dibandingkan,” ujar Wakil Ketua DPR RI Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Koorkesra).
“Negara kita itu kepulauan, Timur Tengah ini kontinen, bahasanya sama, agamanya sama, dan kitab-nya sama, saya sering mengatakan ada friksi yang tidak terjembatani, sehingga muncul negara-negara gagal,” tambah Fahri.
Kemudian, Fahri menekankan, jika saat ini negara Teluk sedang bergoncang dan masyarakat Indonesia perlu waspada dari adanya kelompok-kelompok di dunia internasional ini yang punya agenda tidak positif yakni merusak persatuan.
“Makanya saya bersyukur ada Dubes kita Pak Maftuh, yang bisa membantu negara kita di Arab ini untuk mewaspadai agenda-agenda tersebunyi yang ingin menghancurkan kawasan ini, sebagaimana dihancurkannya beberapa kawasan di negara-negara pasca Arab Spring,” katanya lagi.
Hal ini, tegas Fahri perlu dijaga bersama, karena Indonesia dan Saudi ini termasuk jangkar masa depan dari kekuatan-kekuatan negara-negara baru yang tumbuh atau lahir banyak karena inisiatif dari para faunding fahter Indonesia.
“Indonesia merdeka tahun 1945, tahun 1955 Bung Karno sudah membuat konferensi Asia Afrika dan banyak yang merdeka pasca konferensi Asia Afrika itu adalah negara-negara Islam, yang sekarang ini banyak dari keadaan mereka yang belum stabil,” jelasnya.
Karenanya, imbuh politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, tugas para penerus sebagai pelanjut dari gerakan Bung Karno, untuk melihat kemerdekaan ada sebagaimana yang disebutkan dalam Pembukaan UUD 1945, bahwa sesungguhnya kemerdekaan hak segala bangsa.
“Inilah tugas berat kita sekarang ini, menjaga dan memelihara perdamaian dan persatuan, yang telah dirintis oleh para founding father kita,” pungkasnya Fahri.
Laporan: Muhammad Ibnu Abbas