KedaiPena.Com – Warga Desa Kebun Pisang, Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapteng, Sumut mengkritik pembangunan jalan Lapen (Lapis Penetrasi Makadam) yang bersumber dari Anggaran Dana Desa (ADD) tahun 2016 karena keropos dan tak kokoh.
Kepala Desa Kebun Pisang, Mugiharto yang dikonfirmasi awak media, Selasa (13/12) membantah kritikan warga. Menurut ia pembangunan Lapen itu sudah sesuai standart.
“Iya standart, Lapen itu pasangannya, 3/5, 2/3 mata ayam dan pasir,†kata Mugiharto.
Ia mengklaim tak mungkin mengerjakan pembangunan di desa yang ia pimpin secara sembarangan. Ia pun mengaku memaklumi keluhan dan kritik warga.
â€Manalah kampung kita, tapi maklumlah warga itu. Itu (yang dipekerjakan-red) asli Aek Lobu (Lorong IV) semua. Soal ahli, di sini semua, dari Sorkam saja dari sini semua. Masukannya sama kita (kritik) itu, biasa itu, tapi pekerjaan itu manalah di kampung kita kita buat jelek,†katanya.
Soal penyiraman aspal yang menurut warga hanya dua kali saja dan hanya menghabiskan 1,5 Drum saja, Mugiharto membantahnya. Menurut ia untuk pembangunan Lapen itu menghabiskan sebanyak 9 Drum Aspal.
“Tiga kalinya itu (penyiraman-red), Itu kan kalau masih belum kena panas matahari belum lengket itu, kalau sudah menguap nanti, panaslah aspal kan? Ah, mana mungkin lah (1,5 Drum), ada-ada saja, ndak ada, 9 itu, drum kosong nya itu dipindahkan kesana itu. manalah mungkin 1,5 drum itu,†ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, earga yang ditemui di lokasi jalan mengungkapkan hasil Lapen di Lorong IV yang keropos dan tak berkualitas. Saat ditelusuri awak media, Lapen tersebut memang cepat terkelupas dan tak kokoh, meski sudah selesai dikerjakan sejak 2 hari lalu.
“Lihatlah, entah jalan macam apa ini, pakek jari kaki saja terbuka (terlepas-red),†kata SU, ungkap warga sekitar sembari mempraktikkan keroposnya Lapen tersebut.
Menurut SU, jalan sepanjang 100 meter lebih itu dikerjakan selama 4 hari dan dipimpin langsung oleh Kepala Desa Kebun Pisang Mugiharto. “Iya, pak Kades yang mengerjakan (memimpin pengerjaan lapen) langsung, warga juga dipekerjakan,†katanya.
SU menambahkan, saat dikerjakan, komposisi pengerjaan itu di awali dengan batu ukuran 5/7 dan langsung disiram dengan batu ‘mata ayam’ dengan penyiraman Aspal yang sedikit. “Selayang-layang (asal siram-red) gitu aja, kan bapak nanyak, aku jawab, jangan nanti apa (jadi masalah-red) ya,†katanya.
Sementara itu, DA, warga lainnya mengungkapkan kecurigaannya dalam pengerjaan Lapen tersebut. Yakni soal jumlah Aspal yang digunakan, yang hanya berjumlah 1,5 Drum saja.
“Makanya aneh kami, karena hanya 1,5 Drum mereka siram Aspalnya, disiram hanya 2 kali. Kemarin itu sebenarnya nampak ada 4 Drum, tapi Cuma 1,5 Drum mereka pakai, 2,5 Drum lagi mereka bawa pulang,†beber DA.
DA pun berharap agar penggunaan ADD di Desa tersebut dapat di awasi dan menghasilkan kualitas yang baik serta bermanfaat bagi masyarakat. “Ya, jangan sia-sia lah hasilnya, kan uang masyarakat juga itu,” pungkasnya.
Laporan: Dom