KedaiPena.Com-Dibandingkan calon presiden calon presiden (capres) lainnya, jalan yang harus dilalui Ganjar Pranowo tidaklah mudah. Ganjar melalui jalan penuh rintangan dan hadangan.
Hal ini nampak dari intimidasi yang ditujukan ke sejumlah kader PDIP, pencopotan baliho hingga adanya indikasi melemahkan basis-basis suara di Jawa Tengah melalui beragam manuver yang diduga dilakukan kekuatan oligarki.
Tentu hal ini menjadi satu PR besar bagi PDIP dan parpol pendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD lainnya dalam menghadapi jalan terjal yang harus dilalui.
Demikian hal tersebut disampaikan Politikus PDIP, Darmadi Durianto saat menanggapi adanya beragam dugaan intervensi terhadap bacapres-bacawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
“Oligarki tengah membangun pagar betis hanya untuk menjegal, menghadang bacapres kami, semua simpul-simpul yang memiliki ikatan emosional, historical, ideologis dengan kami coba dilumpuhkan dengan macam-macam cara oleh mereka. Tentu cara-cara semacam ini terlalu vulgar untuk dipertontonkan kepada publik. Sejatinya kompetisi harus dibangun dengan penghormatan terhadap nilai-nilai fairness, etika dan moral tapi semua itu dicampakkan mereka yang alam bawah sadarnya sudah diliputi ketakutan,” kata Bendahara Megawati Institute itu, Selasa (05/12/2023).
Darmadi menegaskan, bagi PDIP menghadapi rintangan semacam itu bukanlah hal baru.
“Kami (PDIP) sudah teruji menghadapi dan melawan beragam bentuk ketidakadilan yang ditimpakan kepada kami (melawan rezim orba dulu). Modal atau pengalaman inilah yang jadi spirit kami untuk tetap konsisten berjuang bersama rakyat bukan dengan oligarki dan kaum Borjuis tamak,” tegasnya.
Darmadi menyadari, capres Ganjar Pranowo tidak memiliki sokongan dari para pemilik modal.
“Modal kami adalah dukungan rakyat. Kami tidak ingin calon pemimpin disandera kepentingan oligarki dan kaum Borjuis. Memenangkan hati rakyat jauh lebih penting ketimbang memenangkan kepentingan kaum oligarki,” sindirnya.
Darmadi mengaku khawatir jika salah satu capres yang terindikasi kuat dekat dengan kekuasaan saat ini memenangkan kontestasi pilpres 2024.
“Saya cemas jika mereka yang menang, cemas karena mereka bisa dikatakan sebagai kelompok penganut paham humanisme evolusioner. Humanisme evolusioner adalah sebuah gerakkan yang cenderung menegasikan eksistensi kelompok lainnya alias mereka menganggap bahwa kelompok mereka paling unggul dari berbagai aspek. Ini berbahaya karena dunia sudah mencatat betapa mengerikannya kelompok penganut humanisme evolusioner ketika merengkuh tampuk kekuasaan,” pungkas dia.
Laporan: Muhammad Lutfi