KedaiPena.Com – Begawan ekonomi Rizal Ramli mengkritik kinerja Badan Urusan Logistik (Bulog) yang tidak menjalankan perannya dengan baik.
Beberapa bulan lalu, Bulog tak menyerap hasil produksi petani 100 persen karena menganggap harga gabah saat itu mahal. Ini otomatis menyebabkan stok di gudang pun menjadi minim. Tidak hanya itu, operasi pasar juga tidak dilakukan dengan baik sehingga harga pasar bergejolak.
“Saya pernah menjadi Kepala Bulog, dan tahu cara melakukan pengendalian harga. Harusnya Bulog punya strategi yang tepat untuk mengendalikan harga, tidak bisa menunggu saja, dan setiap hari harus terus memonitor,” kata pemegang jurus Rajawali Ngepret ini di Jakarta, Rabu (21/3/2018).
Beberapa waktu terakhir, pemerintah memang gencar mengambil kebijakan impor berbagai bahan pangan. Mulai dari gula, daging, bawang, beras, hingga garam.
Pada awal 2018, pemerintah memutuskan untuk mengimpor beras khusus dengan kuota sebesar 500 ribu ton yang berlaku sampai Juni tahun ini.
Dari kuota tersebut, pemerintah telah mengimpor 261 ribu ton pada akhir Februari, dan sebanyak 159 ribu ton beras impor akan masuk ke Indonesia akhir Maret ini.
Selain beras, pemerintah juga menimpor garam untuk industri. Garam impor ini akan tiba di Indonesia paling lambat Mei 2018. Garam impor berasal dari China, Australia, India, dan beberapa negara lain.
Hal itu dilakukan menindaklanjuti Surat Persetujuan Impor (SPI) garam sebanyak 676 ribu untuk kebutuhan 27 industri.
Laporan: Ricki Sismawan