KedaiPena.Com – Penunjukkan Labuan Bajo sebagai destinasi prioritas oleh pemerintah tak pelak menjadikan pembangunan dan pengembangan di daerah ini terlihat cukup signifikan.
Terlihat jelas, usai penyelenggaraan Sail Komodo 2013 ada peningkatan wisatawan sebesar 400 persen hingga pertengahan tahun 2018. Ditambah dengan pembangunan infrastruktur yang meningkatkan sisi aksesibilitas dari Labuan Bajo.
Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat Theresia Asmon menyatakan total wisatawan pada tahun 2017 tercatat 111.404 orang. Dengan 66 ribu diantaranya adalah wisman.
“Hingga Agutus 2018 ini, sudah tercatat 13 ribu wisatawan yang datang ke Labuan Bajo. Terutama saat bulan Juli ke Agustus yang mengalami peningkatan signifikan, yaitu 60 persen,†kata Theresia atau yang akrab disapa Ney, saat acara Kegiatan Penguatan Kelompok Sadar Wisata yang digagas Kementerian Pariwisata di Labuan Bajo, Selasa (18/9/2018).
Melihat peningkatan jumlah ini, Ney menyatakan positif dapat mencapai target wisatawan tahun 2019, yaitu 500 ribu.
“Bulan Oktober ini, akan ada kegiatan internasional di Bali. Harapannya, ini akan mampu mendatangkan wisman. Memang fokus utama dari daerah ini adalah Komodo. Tapi kami ingin memanfaatkan kedatangan para wisatawan ini, untuk melihat titik-titik wisata lainnya,†papar Ney.
Tapi Ney mengakui bahwa Labuan Bajo masih memiliki banyak kekurangan. Kendala yang kita hadapi adalah terkait aksesibilitas dan amenitas. Saat ini yang bagus baru di Taman Nasional saja. Yang daerah lain, sedang ditingkatkan dengan dana DAK.
Masalah selanjutnya adalah terkait Sumber Daya Manusia dan pengelolaan sampah.
“Kendalanya ya pada bahasa dan hospitality. Orang Flores memang ramah tapi ini bukan hanya ramah juga tapi terkait dengan hospitality wisata,” lanjut dia.
“Sampah juga kita sedang selesaikan. Memang sudah ada sebagian masyarakat yang melakukan pemilahan sampah. Tapi belum cukup. Dan kita juga sedang menyelesaikan baik di hulu maupun di hilir,†ucap Ney lebih lanjut.
Terkait kuliner, Dinas Pariwisata sudah mempersiapkan dengan Tim Percepatan Kuliner untuk membahas tentang peningkatan kelompok kuliner.
“Kita sudah sepakat dan sudah ada peraturan juga dari Bupati untuk pengaturan di Pusat Kuliner. Semoga dengan ini, masyarakat juga akan tergerak untuk mempersiapkan makanan khas daerah selain ikan untuk dapat dengan mudah didapat oleh wisatawan. Kita dari Dinas mencoba menunjukkan bahwa wisatawan datang kesini bukan mau makan KFC atau semacamnya. Tapi kuliner yang unik dari daerah sini,†papar Ney.
Theresia menegaskan bahwa langkah-langkah akan diambil untuk menyelesaikan semua kendala. Baik dari segi aksesibilitas, amenitas maupun masalah sampah.
“Ya paling lambat akhir tahun ini semuanya kita harapkan sudah beres. Karena kita mengharapkan saat tamu dari acara IMF itu datang, semuanya sudah siap,†pungkas Ney.
Laporan: Ranny Supusepa