KedaiPena.Com – PT Telkomunikasi Indonesia Tbk (Persero) Tbk bersiap untuk bertransformasi menjadi perusahaan digital telco dengan memperluas dari penyedia konektivitas connectivity provider menjadi penyedia platform digital.
Hal tersebut disampaikan oleh Komisaris Independen PT Telekomunikasi Indonesia atau Telkom Marsudi Wahyu Kisworo saat menyampaikan transformasi perusahaan plat merah tersebut.
“Kemudian Telkom juga dapat menjadi penyedia layanan digital (digital services) sedang berjalan,” ungkap Marsudi kepada wartawan, Sabtu, (15/2/2020).
Marsudi mengungkapkan bahwa Telkom sendiri telah selesai membuat sebuah program corporate strategic scenario untuk mewujudkan hal tersebut. Rencana program ini akan mulai dilaksanakan tahun 2020 ini
“Jadi dalam waktu 3 tahun ke depan Telkom telah siap menjadi digital services provider terbesar di Indonesia,” tegas Marsudi.
Senada dengan hal tersebut, lanjut Marsudi, hingga triwulan III 2019 Telkom sendiri telah membukukan kenaikan laba bersih sebesar 15,6% secara tahunan menjadi Rp 16,45 triliun dari Rp 14,23 triliun pada tahun sebelumnya.
Telkom sendiri, lanjut Marsudi, juga telah membukukan pendapatan sebesar Rp 102,63 triliun, naik 3,4% secara tahunan dari Rp 99,20 triliun tahun sebelumnya.
“Bisnis internet dan data selular menyumbang pendapatan terbesar yakni Rp 41,24 triliun. Angka tersebut tumbuh 28,3% secara tahunan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 32,12 triliun,” tutur Marsudi.
Marsudi sendiiri menyambut baik pernyataan dari Menteri BUMN, Erick Thohir dan Wakil Menteri I BUMN Budi Gunadi Sadikin terkait dengan kinerja Telkom akan menjadi penyemangat dan motivasi.
“Bagi manajemen dan seluruh karyawan TelkomGroup untuk lebih mempercepat proses transformasi perusahaan, sehingga Telkom dapat terus menghadirkan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat sekaligus dalam rangka membangun ekonomi digital Indonesi,” tandas Marsudi.
Untuk diketahui, Telkom menjadi sorotan dari jajaran Kementerian BUMN. Menteri BUMN Erika Thohir meminta PT Telkom Tbk untuk berubah menghadapi disrupsi teknologi. Pasalnya, era disrupsi teknologi tidak bisa dihentikan dan menjadi komponen penting berjalannya suatu bisnis.
Erick menegaskan Telkom tidak bisa bergantung pada pendapatan PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel). Saat ini, sebesar 70 persen pendapatan Telkom berasal dari dividen dan laba Telkomsel.
Sementara itu, Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya adaptasi perusahaan pelat merah dalam menghadapi perkembangan zaman.
Sebab menurutnya, perusahaan yang tidak mampu beradaptasi akan kalah dengan perusahaan lainnya dan berpotensi mengalami kebangkrutan.
Budi mencotohkan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom sebagai salah satu contoh perusahaan negara yang tumbuh stagnan.
Laporan: Muhammad Hafidh