KedaiPena.Com – Laba PT Telkom Indonesia (persero) TBK terus merosot hingga kuartal III tahun 2018. Tidak tanggung-tanggung laba Telkom turun 20,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 17,92 triliun menjadi Rp 14,23 triliun
Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia, Toto Pranoto mengungkapkan bahwa penyebab merosotnya laba PT Telkom Indonesia disebabkan oleh kenaikan biaya pemeliharaan yang sangat signifikan.
Hal itu, kata dia, juga terlihat dalam report kuartal III PT Telkom yang menunjukkan kenaikan biaya pemeliharaan lebih besar dari pada biaya pendapatan.
“Artinya bisa jadi bisnis sektor ini memang sedang lesu itu terbukti dengan ada dua operator lain yang malah negatif dan rugi. Ada, biaya operasi yang tidak bisa dihindarkan, terutama biaya operasi dan pemeliharaan,” kata dia kepada saat dihubungi, ditulis Sabtu (13/4/2019).
Meski demikian, Toto meminta, agar manejemen dan jajaran direksi Telkom, termasuk Dirut Alex J Sinaga tetap dapat menjelaskan kepada publik mengapa biaya pemeliharaan lebih besar daripada biaya pendapatan.
“Diharapkan pada 2019 sebagian besar infrastruktur Telkom group sudah dalam posisi prima sehingga bisa deliver service pada pelanggan dengan baik , sehingga bisa me-retain dan bahkan meningkatkan jumlah customer,” ujar Toto.
Ia juga menyarankan agar Telkom dapat meningkatkan pendapatan melalui Telkom Grup yang bertumpu pada penyedia jasa data, internet dan jasa teknologi informasi.
“Artinya kinerja Telkomsel sebagai kontributor utama revenue dan laba Telkom group perlu terus ditingkatkan,” imbuh Toto.
Tidak hanya itu, kata dia, Telkom group juga perlu menggenjot pendapatan dari bisnis OTT (over the top ) secara lebih optimal.
“Terutama pada segmen content (video) dan ‘cloud computing’ yang terus akan berkembang,” papar dia.
Laba Telkom sendiri terus merosot sejak awal semester 1 tahun 2018. Laba perusahaan yang dapat diberikan ke pesaham merosot 28,13% dari Rp 12,10 triliun pada semester I 2017, turun menjadi Rp 8,69 triliun pada semester I 2018.
Utang korporasi pun naik menjadi Rp 17,29 triliun, dari Rp 86,35 triliun pada periode 31 Desember 2017 menjadi Rp 103,64 triliun pada 30 Juni 2018. Asetnya hanya naik Rp 3,48 trilun, dari Rp 198,48 triliun menjadi Rp 201,96 triliun.
Beban operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi juga naik 18,87% menjadi Rp 21,88 triliun pada semester I 2018, dari Rp 18,40 triliun periode sama tahun sebelumnya. Beban penyusutan dan amortisai naik menjadi Rp 10,33 triliun pada semester I 2018.
Kemerosotan laba tersebut terus berlangsung hingga kuartal III-2018. Tercatat laba bersih Telkom turun 20,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 17,92 triliun menjadi Rp 14,23 triliun.
Laporan: Muhammad Hafidh