KedaiPena.Com– Kampung Pramuka Girisekar, Kwartir Ranting (Kwarran) Gerakan Pramuka Panggang menggelar kegiatan penanaman pohon di kawasan telaga Saproal, telaga Thowet, dan sekitar lapangan Tlogogedhe Kalurahan Girisekar, Kapanewon Panggang pada hari Sabtu (2/3/2024).
Lurah Girisekar, Sutarpan, menyampaikan rasa terima kasih kepada Gerakan Pramuka, Sekolah Air hujan, dan Sekolah Ecoiliterasi Hangrukti Bumi Lestari yang telah berkontribusi dalam penanaman pohon di kawasan Telaga Saproal dan Telaga Thowet.
Senada, Kelik Sutarto, S.IP, MM selaku Ketua Kampung Pramuka Girisekar menjelaskan bahwa penanaman ini kolaborasi antara Kampung Pramuka Girisekar dengan Sekolah Air Hujan Banyu Bening dan Sekolah Ecoiterasi Hangrukti Bumi Lestari. Kedua komunitas tersebut memberikan bantuan 200 bibit pohon beringin dan bibit pohon bulu.
Kegiatan penanaman pohon ini juga diisi dengan diskusi dan edukasi yang diawali oleh Berbagai dari Kak Edy Heri Suasana, Plt Wakil Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY) Bidang Pengabdian Masyarakat, Penanggulangan Bencana, dan Lingkungan Hidup.
Pihaknya memberikan apresiasi atas kerja Kampung Pramuka Girisekar dengan kerja nyata dengan menyelamatkan lingkungan yaitu menanam pohon.
“Saya berharap agar kegiatan semacam ini dapat dilakukan oleh kampung Pramuka lain di lingkungan Kwarda DIY dengan bekerja sama dengan komunitas konservasi alam” ujar kak Edy Heri dalam keterangan tertulis, Selasa,(5/3/2024).
Pihaknya juga mengucapkan terima kasih kepada Sekolah Air Hujan Banyu Bening dan Sekolah Ecoliterasi Hangrukti Bumi Lestari yang telah membantu dan bekerja sama dengan kampung pramuka.
Sementara itu Kamaludin yang di sapa akrab Bang Udin dari Sekolah Air Hujan Banyu Bening Sleman Yogyakarta menyampaikan bahwa sinergi ini dalam rangka penanaman bibit pohon beringin dan bibit pohon bulu untuk “Nandur Tuk, Memetri Tuk”.
Selain itu Bang Udin juga mengedukasi masyarakat anggota Kampung Pramuka Girisekar tentang pemanfatan air hujan yang banyak manfaatnya sebagai sumber asal air yang ada di Bumi ini.
Sekolah Air Hujan Banyu Bening menjadi sekolah informal pertama di Indonesia bahkan di dunia yang mempelajari seluk-beluk air hujan. Sekolah ini mengajak masyarakat umum dari berbagai usia dan lapisan masyarakat untuk mengenal air hujan lebih dalam.
“Komunitas sekolah air hujan bergerak di bidang konservasi alam, terutama kampanye penggunaan air hujan dan menanam tanaman untuk konservasi,” demikian Kamaludin menjelaskan.
Dari perwakilan Sekolah Ecoliterasi Hangrukti Bumi Lestari Yogyakarta Pak Agus Prasetya yang juga Dosen di Universitas Gajah Mada berharap dapat mengedukasi masyarakat agar selalu menjaga lingkungan tetap hijau dan dapat memberikan kontribusi bagi terciptanya Gunungkidul sebaga p
“Paru-parunya Daerah Istimewa Yogyakarta.”
Ketua Kwartir Ranting Panggang Kak Tri Kundari, M.Pd. yang menjadi moderator diskusi di tepi Telaga Saproal berharap agar seluruh informasi yang didiskusikan dapat diimplementasikan oleh warga Kampung Pramuka Girisekar.
Turut hadir pimpinan Kwarda DIY dalam kegiatan tersebut yaitu Kak Arifin Budiharjo, Wakil Ketua Kwarda Bidang Pembinaan Anggota Muda. Sekretaris Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Gunungkidul Kak Winarto.
Sedangkan dari Kwarcab Gunungkidul hadir Kak Heru Pranawa, MPd, Andalan Cabang Urusan (Ancu) Kampung Pramuka, Kak Yayuk Srirahayu, M.Pd Ancu Lingkungan Hidup, dan Kak Dra. Iryan Swasini, Kapusdiklatcab Gunungkidul, Kak Budi Cahyanta, Satgas Pramuka Peduli Gunungkidul.
Laporan: Tim Kedai Pena