KedaiPena.Com – Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk membangun dan mengembangkan pariwisata petualangan. Kekayaan alam di Indonesia menjadi tujuan utama wisatawan mancanegara. Hal ini menjadi peluang yang besar bagi pengembangan pariwisata petualangan.
Iklim tropis dan keindahan alam Indonesia, menjadi penunjang yang dapat memikat wisatawan mancanegara maupun nusantara untuk melakukan wisata petualangan di Indonesia.
Sumber daya manusia (SDM) yang memiliki keahlian khusus terukur sebagai faktor kunci (key point) terselenggaranya pariwisata petualangan yang berkualitas (aman dan nyaman) serta tata kelola pariwisata petualangan yang berstandar dunia.
Potensi pengembangan pariwisata petualangan yang besar ke depannya diharapkan dapat membantu sektor pariwisata dalam mendatangkan wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) sebagai wadah profesi pemandu gunung profesional di Indonesia, terus berupaya untuk membangun SDM yang kompeten dan profesional.
Selama 3 tahun sejak berdiri tahun 2016 APGI telah melakukan berbagai langkah agar profesi pemandu gunung Indonesia menjadi profesional. Salah satu langkah yang dilakukan melalui program sertifikasi kompetensi sesuai standar Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) kepada 816 pemandu gunung se-Indonesia di 16 daerah berbeda.
Sebagai besar dari pemandu gunung Indonesia tersebut lahir bukan dari program pendidikan formal atau non formal bidang kepemanduan gunung, namun lahir dari pendidikan informal (pengalaman organisasi kepecintaalaman dan/atau pengalaman pendakian gunungnya).
Untuk itu memasuki tahun keempatnya APGI mulai melakukan penataan terhadap program pengembangan SDM berbasis kompetensi dengan melaksanakan program kursus dan pelatihan berbasis kompetensi pemandu gunung.
Untuk pelaksanaan yang pertama ini dilakukanlah program “Kursus Pemandu Wisata Gunung Tingkat Dasar Tahun 2019”. Program ini bertujuan untuk mewujudkan SDM pemandu gunung yang kompeten dan siap terjun di industri wisata petualangan.
Program kursus ini dilaksanakan selama 6 hari pada 22-27 Januari 2019 dengan memadukan materi kelas yang dilaksanakan di Gunung Geulis Campsite dan materi praktik/simulasi pemanduan gunung yang dilaksanakan di Gunung Kencana, Puncak, Jawa Barat.
Program kursus ini diikuti oleh 24 orang dari daerah Jabodetabek, Bandung, Malang dan Lombok, sebagian besar dari peserta sudah pernah mendaki gunung, namun belum pernah memandu gunung dan berminat menekuni profesi sebagai pemandu gunung.
Dalam kesempatan ini kursus pemandu wisata gunung mengambil tema kegiatan “Cerdas, Terampil dan Bertangggung jawab”. Hal ini sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam kursus ini untuk mewujudkan pemandu gunung yang kompeten, dimana unsur kompetensi mencakup tiga bagian yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap.
“Diharapkan setelah pelatihan ini para peserta dapat menjadi pemandu gunung yang cerdas, terampil dan bertanggung jawab,” ungkap Rahman Mukhlis, sebagai Kepala Program Kursus Pemandu Wisata Gunung, yang juga merupakan Sekretaris Umum APGI.
Untuk mencapai tujuan itu peserta diberi pengetahuan dasar tentang pemanduan gunung selama tiga hari di kelas, dilatih keterampilan dan ditamankan nilai-nilai atau sikap dasar seorang pemandu gunung melalui simulasi aktivitas pemanduan di Gunung Kencana.
Secara keseluruhan kursus ini memiliki 9 standar kompetensi yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Pemandu Wisata Gunung (SKKNI PWG) yaitu Pengantar Kepemanduan Gunung, Pemahaman SKKNI PWG, Kepemimpinan dan Manajemen Perjalanan, Teknik Dasar Pendakian Gunung, Manajemen Resiko, Pertolongan Pertama Gawat Darurat, Ilmu Medan Peta dan Kompas, Interpretasi serta Teknik Hospitality.
Dalam rangka mendukung pencapaian belajar tersebut, kursus kali ini melibatkan beberapa senior, instruktur pemandu gunung untuk memberikan materi-materi tingkat dasar, seperti Adiseno, Vicky Gosal, dr. Iqbal dan Ripto Mulyono.
Program Kursus Pemandu Wisata Gunung ini dibuka langsung oleh Ketua Umum APGI, Ronie Ibrahim. Dalam sambutannya ia menyampaikan kebanggaan yang luar biasa atas antusiasme para peserta dari berbagai daerah untuk terlibat dalam program ini dan menjadi bagian dari sejarah dalam perkembangan industri wisata gunung.
Sebagaimana tema yang diusung, ia berpesan kepada para peserta untuk mengikuti kegiatan ini dengan sungguh-sungguh agar nanti setelah kursus ini benar-benar kompeten secara pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai seorang pemandu gunung profesional yang siap bekerja di industri wisata gunung.
Ronie juga berpesan kepada seluruh peserta agar tidak berhenti sampai disini, setelah kursus ini, terus menjaga semangat belajar, terus berlatih dan meningkatkan pengalamannya agar dapat menjaga kualitasnya sebagai pemandu gunung profesional.
“Saya juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu terselenggaranya program ini, mengingat program ini diselenggarakan bersama oleh Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia dan Indonesia Outdoor Consultant serta didukung oleh Gunung Geulis Campsite. Semoga kegiatan ini dapat terus dilanjutkan dan menjadi manfaat bagi pengembangan industri wisata gunung di Indonesia,” tandas dia.
Laporan: Ricki Sismawan