BELUM selesai soal TKA membanjiri Indonesia. Belum ada penjelasan kepada publik kemana saja mereka yang jumlahnya ribuan sampai jutaan masuk ke Indonesia.
Dengan gampangnya mereka merampas ruang kerja, sedangkan pengangguran bangsa sendiri tak pernah dipikirkan jalan keluarnya.
Seharusnya Negara dengan perangkatnya wajib mengetahui tujuan TKA, lalu dijelaskan ke publik, tujuan dan sasaran mereka dimasukkan ke bangsa tercinta ini, dan titiknya dimana.
Kemenaker harus buka, jangan mereka seakan-akan diselundupkan masuk Ke Indonesia.
TKA, nasibmu sangat beruntung mendapat kenikmatan di Negeriku yang kaya-raya, pemimpin bangsaku yang tidak berpihak pada rakyatnya sendiri.
Sekarang berlanjut ke jabatan penting yang ada di Pertamina, yang konon katanya ada oknum yang merestui asing boleh menduduki posisi direktur Utama Pertamina.
Saya menduga Menteri BUMN Rini Soemarno ini sudah kehilangan semangat mengurus Bangsanya sendiri.
Sudah tidak percaya lagi dengan putra-putri terbaik bangsa, jangan membuat kegaduhan yang sulit dicernah akal sehat kami.
Jika menteri atau presiden memilih asing menduduki posisi direktur utama BUMN, maka sama halnya tidak mengakui putra-putri terbaik bangsa.
Padahal setiap tahun dikukuhkan Sarjana, Magister, Doktor bahkan Profesor dengan disiplin ilmu pengelolaan Migas. Secara tidak langsung pemerintah lecehkan itu.
Bangsa Indonesia punya banyak tokoh yang ahli pada bidang migas ini, hanya Negara tidak berpihak padanya.
Rizal Ramli yang sudah puluhan tahun menyuarakan sistem tata kelola Migas yang baik, menguntungkan rakyat dan memberi sumbangsi rill pada bangsa dan negara, tetapi selalu saja diabaikan.
Negara harus cakap dan elegan untuk berkonsultasi pada mereka siapa didikan dan binaan mereka yang punya kapasitas dan komitmen mampu memajukan satu sektor BUMN yang setiap menjadi soal.
Jika direktur utama Pertamina benar diberikan kepada asing, maka saya yakin semua kelompok aktivis kemahasiswaan akan menduduki titik Pertamina se-Indonesia, termasuk seluruh Kader HMI yang tersebar mulai dari Sabang sampai Merauke.
Oleh Pahmuddin Colik, Ketua Bidang Pengelolaan SDA PB HMI