Artikel ini ditulis oleh Bagong Suyoto (Penulis saat kecil hidup di Lampung, kemudian tahun 1992/1993 sampai sekarang melakukan advokasi petani di Lampung Timur).
Jaman milenial dan semakin digital sebaran informasi begitu cepat, seakan nyaris semua yang terlihat jadi fakta dan jadi berita menarik. Dampaknya muncul jurnalis warga atau komunitas atau masyarakat mulai dari ibukota hingga pelosok kampung. Jurnalis kampung ini sebenarnya bisa disebut amatiran. Seperti kasus infrastruktur jalan, jembatan, drainase rusak, proyek pembangunan perkantoran, tempat ibadah, dll mangkrak. Semua langsung jadi berita menarik tak terelakan.
Pemerintah Provinsi Lampung harus punya desk pengaduan yang disampaikan warga via telp atau Hp, WA, Twitter, dan saluran lain. Maka Pemerintah Provinsi dan kab/kota di Lampung harus punya desk penerima pengaduan masyarakat. Contoh Gubernur Jateng, Gubernur DKI Jakarta dan beberapa lagi langsung menerima pengaduan masyarakat via telepon/Wa, dll. Dan mereka sebagai pejabat senang menerima penganduan itu karena kerjanya dibantu oleh masyarakat.
Kemajuan pemikiran anak-anak di Lampung sudah demikian maju mengikuti lompatan transformasi teknologi informasi dan mendigital, bahkan banyak yang kuliah dan bekerja di luar negeri, seperti Thailand, Taiwan, Hongkong, Jepang, Korea, Arab Saudi, Australia, dll. Maka orang tua dan pemerintah di Lampung harus mampu adaptasi. Tak perlu lagi alergi kritik gaya anak muda millenial.
Pada awal Januari 2022 saya ke Lampung Timur menemui saudara dan anggota kelompok tani. Ngrobol sejenak dan yang tak terduga saya dapat informasi luar biasa mengejutkan. “Anakku masih di Taiwan belum pulang. Ia kerja di sana sudah lebih dua tahun”, katanya.
“Kan dulu saya dengar ia kerja di Tangerang”, ujar saya
“Anak-anak sini banyak yang bekerja di luar negeri, seperti Thailand, Singapora, Malaysia, Brunei Darussalam, Hongkong, Taiwan. Sekarang kerja di Jaboadetabek sudah berkurang, tidak pada minat, karena upahnya kecil”, jelas saudara itu.
Bayangkan itu yang diceritakan adalah sebuah Kampung/RW yang dinamakan Wanakarya, bagian dari Desa Wana Kecamatan Melinting, Kabupaten Lampung Timur. Anak-anak mudanya sebagian menjadi buruh migrant di berbagai negara. Hampir dua hari atau seminggu sekali melakukan komunikasi secara online; WA, videocall, dll. Apa yang terjadi di tempat kerja itu dalam hitungan detik/menit sudah sampai terdengar di kampung kecil itu.
Sudah lama saya tidak komunikasi dengan saudara di kampung Wanakarya, namun tidak punya nomor Hp-nya. Lalu saya meminta nomor kontak ke keponakan yang tinggal di Sribahwono Bandar Sribhawono Lampung Timur. Eh NoHp/Wa yang diberikan ternyata milik cucunya.
Pada tanggal 25 Maret 2023 saya telpon, terdengar jawaban.
“Iya mbah ini cucunya. Sekarang saya sudah di Taiwan. Kemarin berangkatnya dari Wanakarya”, jelasnya.
Maksud saya menelpon untuk menanyakan kondisi pertanian di Kampung Wanakarya.
Bayangkan anak-anak muda di Kampung Wanakarya yang kecil dan terbelakang sudah melalang buana di berbagai negeri. Demikian pula di Desa Sribhawono banyak anak muda yang belajar dan bekerja ke luar negeri. Mereka berkembang menjadi bagian perubahan global dengan lompatan-lompatannya. Jadi, tak usah heran dengan anak-anak sekarang.
Jauh sebelumnya, tahun 1995-an salah satu petani perempuan Wanakarya ikut training antar negara ASEAN di Thailand selama seminggu. Themanya berkisar Sustainable Agriculture. Kegiatan itu diikuti sejumlah peserta dari negara-negara Asean, Amerika Serikat dan Eropa.
Meskipun begitu, mereka tetap memegang adab ketimuran, sopan santuan nomor satu. Jika tidak suka atau mau mengriktik sesuatu yang dilihat tidak baik atau rusak alangkah sopannya jika disampai dengan cara-cara yang baik. Bagus juga jika membuat suatu kajian cepat (Rapid Assesment), kajian dalam format advokasi atau kajian terapan sebagai inputs pengambilan keputusan dan kebijakan. Laporan itu bisa dalam bentuk narasi dan audiovisual. Dengan bentuk dan gaya akademisi atau advokasi.
Meskipun ada nuansa premanisme dan gaya kasar, maka jika disentuh dengan lembut lama lama akan mengerti dan memahami. Kemudian menerima dan memberika apresiasi positip. Birokrat juga manusia biasa, punya hati, punya rasa malu. Sentuhan penuh kelembutan diperlukan pula di sini. Jika masih tidak mempan sekali-kali juga boleh dengan cara keras dan kursinya diambil oleh rakyat. Bisa juga pemerintah pusat dan para penegak hukum yang bertindak.
Berkaitan dengan berbagai kritik tajam, menggelikan serta menohok kepada Gubernur, Wakil Gubernur, Dinas-Dinas Pemerintah Provinsi Lampung dan Bupati/Walikota se-Lampung sudah diketahui publik nyaris se-Indonesia dan belahan dunia. Setelah apa yang diinginkan para Youtuber dan pemula Youtuber? Ingin ada pembenahan, ingin terkenal dan memperoleh income dari konten-kontennya, atau ingin sensasional saja?
Jika pemerintah Lampung sudah merespon dan melakukan pembenahan, lalu apa keinginan lainnya. Mereka sudah bekerja perbaiki infrastruktur yang rusak. Secara bertahap nanti semua jalan di Lampung diperbaiki, karena APBD Provinsi Lampung sangat kecil, hal ini boleh jadi berimbas pada APBD-APBD kab/kota di pronvinsi ini juga kecil. Dan mestinya Pemerintah Pusat membantunya.
Jika mengaku warga Lampung, silahkan kritik sepuas-puasnya dengan cara dan format yang lebih intelektual dan beradab. Kita mengajak orang berbuat baik maka suruhlah dan mintalah dengan cara-cara yang baik dan beradab pula!? Apalagi orang-orang yang suka memberi kritik adalah orang berpendidikan, kuliahan, kampusnya di luar negeri, kampus top. Maka identitas kampus, indentitas intelektual harus ditampakan dengan jelas.
Apa pun prosesnya kita ikuti, bahwa Pemprov dan kab/kota se-Lampung berbenah memperbaiki infrastruktur jalan yang rusak. Jangan lupa kualitasnya harus nomor satu. Agar jalan-jalan di sini jangan cepat hancur. Jangan sampai baru diperbaiki tiga, lima hari sudah hancur, nggak sampai setengah tahun.
Nanti, kalau semua beres, jalan-jalan di Lampung mulus dengan drainase yang baik dan bersih, juga proyek pembangunan sejumlah gedung diteruskan dan tampak megah, maka rakyat akan senang dan acungi dua jempol. Hebat, bagus Pemerintah Lampung. Maka buatlah supaya rakyat Lampung jadi senang dan bahagia pada pimpinannya. Hasilnya, implementasi kebijakan yang baik adalah membuat rakyat senang dan puas. Ini juga dikatakan kebijakan yang beruntung dan bernasib baik.
“Selamat Hari Hari Raya Idul Fitri 1444H Mohon Maaf Lahir Batin”.
[***]