KedaiPena.Com – Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara menggelar kunjungan ke sekolah SD Negeri 155688 Muara Sibuntuon, di Desa Angoli, Kecamatan Sibabangun, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara, Rabu (16/11).
Usai menggelar kunjungan, asisten Ombudsman Dedi Irsan mengaku akan melakukan pemeriksaan dan pengumpulan keterangan terkait masih terdapatnya sebuah ruangan rusak di sekolah itu.
“Ombudsman mau melihat persoalan sebenarnya dimana, apakah anggaran? Kita akan melakukan pemeriksaan dan mencari keterangan,†tegas Dedi.
Ia mengungkapkan, ia telah menyaksikan langsung keberadaan sebuah ruangan dalam kondisi rusak parah dengan dinding papan dan berlantai tanah, serta dijadikan sebagai tempat ayam bertelur. Sungguh jauh dari kelayakan ruang sekolah.
Para guru juga mengakui bahwa ruangan tersebut memang pernah dijadikan tempat belajar para siswa yang masuk dengan jadwal siang, meski hanya selama 6 bulan atau satu semester saja.
“Kita melihat ada di sekolah tersebut ruangan yang tidak layak, tapi sekarang memang sudah ada pembangunan yang sedang berjalan, tiga ruangan,†kata Dedi.
Terkait apakah pihaknya mensinyalir adanya dugaan penyalahgunaan anggaran dalam sektor pendidikan terkait keberadaan ruangan itu, Dedi tak mau berkomentar lebih jauh. Kendati dirinya tak membantah kemungkinan itu bisa saja terjadi.
“Kita tidak bisa menyatakan seperti itu (penyalahgunaan anggaran), tapi tetap ada kemungkinan,†katanya.
Lebih jauh Dedi mengungkapkan, pihaknya juga menerima beberapa laporan terkait masih terdapatnya sekolah memprihatinkan di beberapa kecamatan di Kabupaten Tapteng. Dedi menyatakan akan mendesak agar persoalan tersebut dapat diselesaikan, mengingat alokasi anggaran di dunia pendidikan yang terbilang besar.
“Kita akan terus mendorong, karena Pendidikan ini kan jelas diatur anggaran harus dialokasikan 20 persen, itu kan alokasi luar biasa, nah ketika sudah dialokasikan tapi masih ada yang tidak layak, kan ini mengherankan,†pungkasnya.
Usai kunjungan hari ini, pihaknya akan menggelar pertemuan dengan Dinas Pendidikan setempat, hasil temuan tersebut lanjutnya akan dipertanyakan secara serius.
“Kita akan bertanya kepada Dinas pendidikan, Inspektorat dan Pemkab, karena anak-anak harus mendapatkan pendidikan yang layak,†tegasnya.
Sementara itu, Edward menambahkan, dalam kunjungan itu pihaknya juga menekankan terkait kekurangan tenaga guru berstatus ASN di sekolah tersebut. Ia berharap kekurangan itu dapat diselesaikan.
“Kekurangan guru, hanya ada tiga guru PNS, sementara ada 8 rombongan belajar (Rombel), yang lain di isi guru honor. Nah, kalau nanti sudah tidak ada lagi guru honor, maka siapa lagi yang akan mengajar mereka (siswa-red)?, kita juga melihat ini sebagai sebuah persoalan serius,†pungkasnya.
Diberitakan beberapa waktu lalu, terdapat ruangan sekolah rusak yang tak layak lagi dipergunakan sebagai lokasi belajar mengajar. Ruangan itu pun dikeluhkan warga sekitar.
“Ada 237 muridnya, karena gedungnya rusak parah, sebagian meminjam ruangan SMP Negeri 4 Sibabangun, ada di rumah dinas guru, dan yang kelas 1a dan kelas 2b dijadikan satu lokal dengan pembatas tirai kain,†ungkap seorang warga Kortina Dolok Saribu kepada wartawan di Tapteng, Selasa (12/4) lalu.
Menurut Kortina, meski masih ada ruangan yang saat ini masih digunakan siswa kelas 1, kondisinya pun tak lebih baik. Ruangan berlantai tanah itu, papan dinding serta tiangnya banyak yang terlepas.
“Hendaknya pemerintah melalui dinas pendidikan dapat memprioritaskan anggaran untuk membangun ruang kelas baru dan mobilernya. Kasihan murid sekolah itu belajar menggunakan kursi plastik,†ucap Kortina.
Laporan: Dom