KedaiPena.com – Tingginya persentase pemilih muda pada Pemilu 2024 dinyatakan oleh Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, Fraksi PKS, Karyatin Subiyantoro sebagai suatu hal yang wajar, mengingat perjalanan waktu.
“PKS dulu pada tahun 1999 juga Partai yang berisikan para kaum muda. Tapi saat Pemilu 2024 nanti kan juga sudah tua. Artinya, setiap kader partai, anggota legislatif, sejak awal harus sudah menyadari, bahwa mereka harus melakukan edukasi politik sejak mereka menjadi kader. Sehingga, akan terus berkelanjutan,” kata Karyatin, Sabtu (8/7/2023).
Ia mengharapkan dengan adanya sosialisasi dan edukasi terkait Pemilu ini kepada para pemilih pemula, baik oleh pemerintah maupun pihak Partai Politik.
“Sehingga para pemilih pemula bisa memahami dan mau turut serta dalam proses Pemilu ini. Kesbangpol harus lebih masif lagi dalam memberikan edukasi dan sosialisasi, agar para pemilih pemula ini antusias untuk terlibat memilih dalam Pemilu 2024,” ucapnya.
Karyatin menyatakan dengan adanya keterbukaan informasi dan ekosistem yang tepat, maka para pemilih pemula atau para pemilih dari generasi muda akan melihat sisi positif dari pelaksanaan Pemilu ini.
“Kalau informasinya sudah bagus, lingkungannya optimis, maka pemilih muda ini tidak akan apatis dalam melihat Pemilu. Bahkan mereka akan bisa terlibat aktif dalam pesta rakyat ini untuk bersama menentukan masa depan negara ini, dengan memilih pemimpin yang akan memberikan yang terbaik bagi bangsa ini. Berbeda jika, informasinya tidak transparan, lingkungannya juga pesimis, tidak tertutup kemungkinan kelompok muda akan apatis pada proses Pemilu. Dan buntutnya, mereka akan golput,” ucapnya lagi.
Ia mengungkapkan pada wilayah Dapilnya, yakni Ciracas, Pasar Rebo, Cipayung, dan Makasar, respon generasi muda pada proses Pemilu cukup bagus.
“Jadi semuanya tergantung pada pendekatan kita. Kita harus bisa masuke ke dunia mereka, baru kita bawa ke dunia kita setelah adanya bonding yang kuat. Kalau para milenial ini Kita perlakukan dengan cara kolotnial, ya tidak akan bisa. Harus lewat cara mereka. Apakah melalui olahraga, sosmed atau diskusi,” kata Karyatin.
Ia mengakui bahwa edukasi terkait proses perjalanan demokrasi telah dilakukannya sejak dini.
“Harapan saya, semua anggota legislatif baik eksisting maupun yang baru akan mencalonkan bisa melakukan ini. Menjalin hubungan dengan semua segmen,” tuturnya.
Dan ia juga mengingatkan bahwa ada kecenderungan anak muda Indonesia untuk mengikuti arahan dari orang tua maupun yang dianggap sepuh di daerahnya.
“Dari hal itu lah, PKS selain sudah memberikan edukasi sejak dini, kami juga menyiapkan kuota 30 persen untuk para caleg milenial di setiap Dapil. Karena harus ada generasi penerus, regenerasi partai. Pilihan caranya banyak. Apakah melalui pelibatan para milenial ini dalam kegiatan politik, agar mereka mendapat laboratorium pembelajaran. Para milenial ini akan mendapat pelajaran, mendapatkan contoh maupun cara-cara untuk beraktivitas dalam bidang Politik. Termasuk untuk mereka melanjutkan edukasi politik ini kepada generasi selanjutnya,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa